Terpengaruh Mata Uang Cina, Rupiah Diprediksi Melemah

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis diprediksi ikut terkoreksi, karena dipengaruhi pelemahan mata uang Cina, yuan.Pada pukul 10.08 WIB, rupiah terpantau bergerak melemah 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp14.229 per dolar AS, dibanding posisi sebelumnya Rp14.225 per dolar AS.

“Pelemahan yuan tampaknya masih akan berlangsung untuk mengkompensasi rencana penerapan tarif sebesar 10 persen untuk barang-barang impor Cina senilai US$300 miliar yang akan diberlakukan Presiden Trump pada 1 September mendatang,” kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis 8 Agustus 2019.

Pekan ini, pelemahan mata uang Cina menjadi sumber tekanan baru terhadap rupiah. Pada awal pekan, yuan menembus level 7 per dolar AS yang membuat sebagian besar mata uang Asia termasuk rupiah terbawa melemah terhadap dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.231 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.275 per dolar AS. “Kemungkinan rupiah akan melemah menuju kisaran antara Rp14.230 sampai Rp14.250 per dolar AS,” ujar Lana.

Dengan pelemahan yuan tersebut, AS pun menuding Cina sebagai manipulator mata uang.

Dari domestik, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia per Juli 2019 tercatat sebesar US$125,9 miliar, naik dibandingkan posisi pada Juni 2019 yang sebesar US$123,8 miliar. Peningkatan cadangan devisa ini diperoleh dari penerimaan devisa migas dan valas lainnya, dan penarikan utang luar negeri pemerintah.

Posisi tersebut setara dengan pembiayaan 7,3 bulan impor atau 7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. BI meyakini posisi tersebut cukup untuk melakukan stabilisasi rupiah.

 

 

 

 

Sumber : tempo.co
Gambar : Bisnis Tempo.co

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *