Sudah Melemah Tiga Hari, Masa Yen Mau Keok Lagi?
Mata uang yen Jepang melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dalam tiga hari berturut-turut hingga perdagangan Selasa (23/7/19) kemarin. Tanda-tanda berlanjutnya pelemahan yen sudah mulai terlihat lagi pada perdagangan Rabu (24/7/19) pagi.
Yen sempat melemah ke lagi ke level 108,27/US$ sebelum diperdagangkan di kisaran 108,21/US$ atau stagnan di pasar spot pada pukul 8:42 WIB, melansir data Refinitiv. Sementara dalam tiga hari sebelumnya, Mata Uang Jepang ini melemah 0,38%, 0,15%, dan 0,31%.
Dolar meraih momentum penguatan dan terus menekan yen setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tidak akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia nanti).
Isu pemangkasan 50 bps menjadi 1,75%-2% sempat muncul pada Kamis (18/7/19) lalu setelah Presiden The Fed New York John Williams mengatakan harus bertindak cepat dengan kekuatan penuh ketika suku bunga menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi melambat, mengutip CNBC International. Namun, kini The Fed New York melakukan klarifikasi.
Komentar dari bosnya dikatakan bersifat akademis dan bukan tentang arah kebijakan moneter bank sentral paling powerful di dunia ini. Pasca klarifikasi tersebut dolar AS mendapat momentum untuk menguat.
Selain itu, faktor yang membuat dolar AS menguat adalah tercapainya kesepakatan antara pemerintah dan Kongres AS mengenai batas pagu utang untuk dua tahun ke depan, sehingga tidak akan ada lagi penutupan atau shutdown pemerintahan AS di tahun ini.
Sementara dari Jepang, data yang dirilis pagi tadi menunjukkan aktivitas manufaktur berkontraksi dalam enam bulan beruntun. Data yang dirilis oleh Markit menunjukkan angka indeks aktivitas sektor pengolahan ini sebesar 49,6 untuk bulan Juli, naik dari bulan sebelumnya 49,3.
Indeks ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas antara kontraksi dan ekspansi. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi atau penyusutan aktivitas, sementara di atas 50 menunjukkan ekspansi atau aktivitas yang berkembang.
Terus terkontraksinya aktivitas manufaktur di Negeri Matahari Terbit membuat spekulasi akan adanya stimulus moneter dari bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) semakin kuat. BOJ akan mengumumkan kebijakan moneternya pada Selasa 30 Juli pekan depan.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : ANTARA Foto
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]