The Fed Diprediksi Pangkas Bunga 50 bps, Yen Berjaya
Mata uang yen Jepang kembali berjaya melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (18/7/19) kemarin hingga menyentuh level terkuat dalam tiga pekan terakhir. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang semakin kuat diprediksi akan memangkas suku bunga 50 basis poin (bps) membuat dolar jeblok dan berhasil dimanfaatkan yen untuk menguat 0,6% ke level 107,29/US$.
Akibat penguatan cukup siginifikan kemarin membuat yen terkena aksi ambil untung (profit taking) pagi ini, Jumat (19/7/19) dan berada di zona merah. Pada pukul 7:30 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 107,43/US$ atau melemah 0,13% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Presiden The Fed New York, John Williams, menjadi penyebab menguatnya spekulasi pemangkasan 50 bps menjadi 1,75%-2,00% pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia). Mengutip CNBC Intenational, Willams Kamis kemarin mengatakan para bankir harus bertindak cepat dengan kekuatan penuh ketika suku bunga menjadi rendah dan pertumbuhan ekonomi melambat.
Pasca komentar tersebut pelaku pasar kini melihat ada probabilitas pemangkasan suku bunga bunga 50 bps naik menjadi 48,3% dari sebelumnya 34,3%, berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group. Sementara 51,7% melihat The Fed akan memangkas 25 bps, persentase yang hampir berimbang, tetapi yang pasti bank sentral paling powerful di dunia ini akan memangkas suku bunganya.
Kondisi dolar sebenarnya sudah tidak bagus sebelum Williams melontarkan pernyataannya. Rilis Beige Book oleh The Fed memberikan tekanan bagi Mata Uang Paman Sam. Beige Book adalah gambaran aktivitas ekonomi terkini yang dikumpulkan dari berbagai negara bagian.
Secara umum, aktivitas ekonomi di Negeri Adidaya pada pertengahan Mei hingga awal Juli dilaporkan masih meningkat tetapi dalam laju yang terbatas, padahal jika melihat data ekonomi AS seperti data tenaga kerja, inflasi dan penjualan ritel ini dirilis masih positif.
Namun, pimpinan The Fed Jerome Powell tidak mengubah sikapnya demi melihat rilis data yang bagus. Saat berbicara di Paris pada Selasa tengah malam Powell kembali menegaskan akan “bertindak sesuai kebutuhan” untuk mempertahankan ekspansi pertumbuhan ekonomi AS.
Setelah The Fed, giliran Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) yang mengirim sentimen negatif. IMF mengatakan mengatakan nilai tukar dolar kemahalan (overvalued) antara 6% sampai 12% berdasarkan fundamental ekonomi saat ini.
Semua faktor tersebut membuat dolar loyo dan yen berhasil mendominasi dalam dua hari terakhir, bahkan ada peluang berlanjut lagi hari ini.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]