Ekspor Jepang Jeblok, Yen Keok
Mata uang yen Jepang melemah di awal perdagangan Rabu (19/6/19) setelah data menunjukkan ekspor Jepang jeblok di bulan Mei.
Pada pukul 7:36 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 108,57/US$ atau melemah 0,12%, mengutip data dari Refinitiv.
Kementerian Keuangan Jepang pagi ini melaporkan tingkat ekspor di bulan Mei turun sebesar 7,8% year-on-year (YoY), lebih dalam dari prediksi Reuters 7,7%. Hingga bulan Mei kemarin, ekspor Jepang sudah mengalami penurunan enam bulan berturut-turut.
Buruknya kinerja ekspor Negeri Matahari Terbit sebagai efek perang dagang yang berkepanjangan. Terus merosotnya ekspor tentunya menjadi kabar buruk bagi Jepang yang pertubuhan ekonominya mengandalkan sektor ini.
Impor juga menunjukkan penurunan sebesar 1,5% YoY, sementara Reuters memprediksi kenaikan 0,2%.
Setelah rilis data ekspor-impor, perhatian trader yen kini tertuju pada pengumuman kebijakan moneter dari Federal Reserve/The Fed hari Kamis dini hari disusul oleh Bank of Japan (BoJ) di siang hari.
Kedua bank sentral tersebut diprediksi belum akan mengubah kebijakan moneternya kali ini, namun ke depannya masih tanda tanya. Di bulan Juli The Fed diprediksi akan memangkas suku bunga acuannnya, sementara BoJ pernyataan mengenai kemungkinan stimulus moneternya akan sangat dinanti, apalagi melihat tingkat ekspor yang terus menurun.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump kembali menyindir pimpinan The Fed Jerome Powell yang tak kunjung menurunkan suku bunga. CNBC International melaporkan, saat ditanya apakah ingin menurunkan Powell, Trump menjawab “mari kita lihat apa yang ia lakukan”.
Sebelumnya Bloomberg News melaporkan jika Gedung Putih mempertimbangkan akan mengganti Powell pada bulan Februari lalu, tetapi penasehat ekonomi Larry Kudlow mengatakan Presiden Trump belum akan mengambil langkah tersebut.
Presiden AS ke-45 ini berkali-kali mengkritik kebijakan The Fed yang tak kunjung menurunkan suku bunga, membuat kurs dolar terus menguat sehingga daya saing AS di perdagangan internasional menurun.
Pada Selasa kemarin Trump menyerang Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi yang menyatakan akan menggelontorkan stimulus moneter dan membuka peluang pemangkasan suku bunga. Kurs euro melemah merespons pernyataan Draghi tersebut.
Trump dibuat kesal oleh pernyataan Draghi, Trump selama ini memang selalu mengritik bank sentral yang mata uangnya terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Trump menyerang Draghi melalui akun Twitternya dengan menyebut pengumuman stimulusnya membuat zona euro lebih mudah bersaing dengan AS (di perdagangan international), dan menyebut hal tersebut tidak adil.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]