Perang Dagang AS-China Bikin Yen Jadi Primadona

Ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi, karena hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang belum kunjung membaik. Dalam situasi seperti ini, aset aman (safe haven asset) seperti yen Jepang menjadi pilihan yang masuk akal.

Pada perdagangan Selasa (11/6/19) pukul 06:50 WIB, US$ 1 dibanderol JPY 106,36/US$. Yen mencapai posisi yang lebih kuat dibandingkan perdagangan kemarin.

Presiden AS Trump rencananya akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 di Jepang pada 28-29 Juni. Namun kemudian muncul spekulasi bahwa mereka berdua tidak akan bertemu.

Dalam wawancara via telepon di acara Squawk Box yang disiarkan CNBC International, Trump mengatakan ia akan sangat terkejut jika Xi tidak mengadiri pertemuan G20. Trump mengatakan memiliki hubungan “yang sangat baik” dengan Xi, dan menambahkan bahwa Xi adalah “pria yang luar biasa”.

Meski memberikan pujian, Trump juga mengancam akan menaikkan bea impor dari China jika Xi tidak hadir di Jepang. Presiden AS ke-45 ini sebelumnya mengancam akan mengenakan bea impor terhadap produk dari China dengan total nilai US$ 300 miliar, sementara bulan lalu telah menaikkan bea impor yang sama dengan total nilai US$ 200 miliar.

Trump juga memberikan kesan memaksa China untuk segera menandatangani kesepakatan dagang dengan mengatakan “mereka (China) harus melakukan itu”. Berkaca dari kejadian bulan lalu, Presiden Trump tidak ragu untuk menaikkan bea impor saat adanya tanda-tanda damai dagang.

Panasnya hubungan Washington-Beijing bukan hal baru, tetapi tetap saja membuat pelaku pasar cemas. Jika sampai ada bea impor baru dari AS, maka tentunya akan dibalas oleh China. Pertumbuhan ekonomi global menjadi taruhannya.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Okezone Ekonomi

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *