Trump-Abe Bertemu, Yen Melemah
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah berada di Jepang dengan berbagai macam agenda sejak pekan lalu. Namun perhatian investor tertuju pada hari Senin ini, ketika Presiden Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan memulai pembicaraan secara resmi.
Kurs yen Jepang merespon pertemuan tersebut dengan melemah pada perdagangan Senin ini (27/5/19), padahal sebelumnya yen telah membukukan penguatan dalam 3 hari beruntun melawan dolar AS, bahkan hingga mendekati level terkuat dalam 3 bulan terakhir.
Pada pukul 8:20 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 109,41/US$, melemah dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (24/5/19) di level 109,28/US$, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Kedatangan Trump terjadi saat perang dagang sedang memanas dengan Jepang. Presiden AS yang ke-45 ini berencana menaikkan bea impor sektor otomotif.
Rencana Trump tersebut dikecam oleh raksasa otomotif Jepang, Toyota. Petinggi Toyota bahkan mengatakan rencana Trump tersebut menunjukkan AS tidak menyambut baik investasi yang dilakukan perusahaan mereka, dan kontribusi tenaga kerja di seluruh Negeri Paman Sam dianggap tidak bernilai.
Namun saat berada di Jepang, Trump justru melunak dengan mengakui kontribusi dari investasi Toyota, dan malah mengajak para penbisnis lain untuk berinvestasi di AS.
Pelaku pasar terlihat mengantisipasi kemungkinan adanya kabar bagus dari perundingan dagang kedua belah pihak yang membuat kurs yen melemah.
Dalam pidato pertamanya ketika tiba di Jepang, Presiden Trump mengatakan Washington dan Tokyo sudah dekat untuk mencapai kesepakatan guna memperbaiki defisit neraca dagang AS.
Selain faktor tersebut, pelemahan yen juga kemungkinan terjadi akibat technical rebound setelah menguat signifikan dalam 3 hari terakhir.
Dolar AS sebenarnya sedang dalam tekanan juga akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve/The Fed AS kembali menguat.
Menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed terjadi setelah rilis data ekonomi AS yang mengecewakan pada pekan lalu.
Pada Kamis (23/5/19) ISH Markit melaporkan indeks aktivitas manufaktur AS melambat tajam menjadi 50,6 di bulan ini, dibandingkan bulan sebelumnya 52,6. Begitu juga dengan aktivitas sektor jasa yang turun menjadi 50,9 dari sebelumnya 53,0.
Sementara pada Jumat (24/5/19) Departemen Perdagangan AS hari ini melaporkan penjualan barang tahan lama AS bulan April turun 2,1% dari bulan sebelumnya yang naik 2,6%. Penurunan tersebut lebih besar dari prediksi Forex Factory turun 2,0%.
Penjualan barang tahan lama inti yang tidak memasukkan sektor otomotif dilaporkan stagnan 0%, juga lebih buruk dari prediksi kenaikan 0,1%.
Perangkat FedWatch milik CME Group pada hari ini menunjukkan para pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 42% The Fed akan memangkas suku bunga menjadi 2,00% – 2,25% pada Desember nanti. Sementara untuk suku bunga dipertahankan 2,25% – 2,50% probabilitasnya hanya sebesar 23,1%.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Liputan6.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]