Kecemasan Merembetnya Perang Dagang Reda, Yen Melemah
Mata uang yen Jepang melemah lawan dolar AS di awal perdagangan Senin (20/5/19). Meredanya kekhawatiran akan kemungkinan perang dagang yang semakin luas membuat yen menjadi kurang dilirik investor.
Pada pukul 7:13 WIB yen diperdagangkan di kisaran 110,19/US$ atau melemah sekitar 0,11%, mengutip data Refinitiv.
Presiden AS Donald Trump akhirnya menunda kenaikan bea masuk impor otomotif selama enam bulan dan memberikan waktu bagi mitra dagangnya untuk melakukan perundingan guna mencapai kesepakatan dagang baru.
Rencana Trump untuk menaikkan bea masuk otomotif sebelumnya sudah membuat Uni Eropa (UE) menyiapkan langkah balasan dengan memasukkan daftar produk-produk dari AS yang akan dikenai bea masuk.
Menurut Commerzbank, total nilai ekspor mobil dan suku cadang dari UE ke AS sebesar US$ 62,5 miliar, dengan Jerman menjadi eksportir terbesarnya. Berlakunya bea impor AS tentunya akan berdampak besar.
Sementara Jepang merupakan negara terbesar ketiga di dunia yang mengekspor sektor otomotif, dengan nilai ekspor sekitar US$ 40 miliar.
Selain menunda penerapan bea impor otomotif, Pemerintah AS juga telah sepakat untuk mencabut bea impor aluminium dan baja dari Kanada dan Meksiko. Sebagai imbalannya, Kanada juga akan mencabut bea impor produk-produk AS yang sebelumnya diterapkan sebagai balasan bea impor baja dan aluminium.
Sepanjang pekan lalu, yen mengalami pelemahan terhadap dolar AS sekaligus mengakhiri kejayaannya selama tiga pekan beruntun. Pelemahan yen terjadi setelah Trump mencetuskan rencana penundaan penerapan bea impor otomotif, serta pencabutan bea impor baja dan aluminium.
Yen Jepang dikenal sebagai mata uang safe haven yang bahkan lebih safe have dari dolar AS. Ketika terjadi gejolak di pasar dengan berbagai sebab, mata uang yen selalu menjadi incaran pelaku pasar.
Selain itu Jepang merupakan negara debitur terbesar di dunia, saat terjadi ketidakpastian di pasar para investor asal Negeri Matahari Terbit akan melakukan repatriasi sehingga arus modal deras masuk kembali ke dalam negeri yang membuat yen menguat.
Namun ketika kondisi global mulai lebih stabil, yen akan kembali ditinggalkan oleh investor.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Yahoo Finance
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]