Dolar AS Menguat Didukung Data Ekonomi Positif
Kurs dolar Amerika Serikat (USD) menguat terhadap sejumlah mata utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), karena investor mencerna banyak data ekonomi positif. Indeks USD, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,24 persen menjadi 97,1820 pada akhir perdagangan.
Mengutip Antara, Jumat, 12 April 2019, pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi USD1,1255 dari USD1,1270 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,3056 dari USD1,3082 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,7118 dibandingkan dengan USD0,7165.
Dolar AS dibeli 111,67 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 110,97 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0036 franc Swiss dibandingkan dengan 1,0025 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3380 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3323 dolar Kanada.
Jumlah klaim pengangguran awal di Amerika Serikat turun 8.000 pada minggu lalu, hampir mencapai level terendah sejak Oktober 1969, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS.
Dalam pekan yang berakhir 6 April, jumlah orang yang mengajukan permohonan tunjangan pengangguran turun menjadi 196 ribu dari angka direvisi minggu sebelumnya, menandakan pasar tenaga kerja yang ketat di negara itu, kata laporan tersebut.
Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 14,11 poin atau 0,05 persen menjadi 26.143,05 poin. Indeks S&P 500 sedikit menguat 0,11 poin atau 0,0038 persen menjadi 2.888,32 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 16,88 poin atau 0,21 persen menjadi 7.947,36 poin.
Saham JetBlue Airways naik sekitar 0,9 persen, setelah maskapai berbiaya rendah itu pada Rabu 10 April mengumumkan rencana untuk menyediakan layanan penerbangan ke London pada 2021, sebuah langkah untuk bersaing dengan maskapai penerbangan internasional besar di pasar kosmopolitan yang sibuk.
Karena sebagian besar perusahaan akan melaporkan hasil laba untuk kuartal pertama minggu ini, para analis memperkirakan laba kuartal pertama S&P 500 turun 2,5 persen dari setahun lalu, kontraksi pertama mereka sejak 2016. Hal itu memicu kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi AS.
Di sisi ekonomi, Indeks Harga Produsen untuk permintaan akhir naik 0,6 persen pada Maret, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan. Harga-harga permintaan akhir naik 0,1 persen di Februari dan turun 0,1 persen di Januari.
Sumber : medcom.id
Gambar : Investing.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]