Dolar AS Tertekan di Tengah Menguatnya Poundsterling
Kurs dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Hal tersebut karena meningkatnya poundsterling, di mana investor telah mengikuti dengan cermat pembaruan tentang Brexit, yang mendapat beberapa sinyal positif pada Rabu 3 April 2019.
Perdana Menteri Inggris Theresa May dan pemimpin oposisi Partai Buruh Jeremy Corbyn sepakat untuk bertemu lagi pada Kamis waktu setempat, untuk memecahkan kebuntuan Brexit setelah tidak ada terobosan dari pembicaraan mereka.
Sterling naik 0,25% terhadap dolar AS setelah Perdana Menteri Theresa May mengumumkan pembicaraan dengan partai Buruh dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan Brexit yang dapat mendorong perjanjian keberangkatan yang lebih lembut dengan Uni Eropa, seperti dikutip dari Antaranews, Kamis (4/4/2019).
Sementara greenback sedikit berubah oleh data yang menunjukkan bahwa pengusaha-pengusaha swasta AS menambahkan 129.000 lapangan pekerjaan pada Maret, di bawah ekspektasi para ekonom dan terendah sejak September 2017.
Investor selanjutnya fokus pada laporan ketenagakerjaan pemerintah untuk Maret pada Jumat (5/4/2019) sebagai indikasi lebih lanjut tentang kekuatan pasar tenaga kerja AS dan inflasi upah.
Greenback juga tertekan karena harapan kesepakatan perdagangan antara AS dan China mendorong selera risiko secara global.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1240 dari USD1,1198 pada sesi sebelumnya, dan pound sterling Inggris naik menjadi USD1,3155 dari USD1,3114 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi USD0,7116 dari USD0,7063.
Dolar AS dibeli 111,46 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,38 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9977 franc Swiss dari 0,9984 franc Swiss, dan jatuh menjadi 1,3338 dolar Kanada dari 1,3346 dolar Kanada.
Sumber : okezone.com
Gambar :Warta Ekonomi
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]