Yen Batal Menguat Akibat Kinclongnya Data Manufaktur AS

Mata uang yen Jepang batal menguat pada perdagangan Senin (1/4/19) kemarin akibat penguatan bursa saham secara global. Menghijaunya aset-aset berisiko tersebut membuat daya tarik aset-aset safe haven seperti yen meredup.

Kondisi yang sama masih kemungkinan terjadi hari ini. Pada Selasa (2/4/19) pukul 7:31 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 111,33/US$, mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Sejak awal perdagangan kuartal-II 2019 dibuka Senin kemarin, yen langsung dibuka melemah dan terus tertekan hingga mendekati perdagangan sesi AS. Rilis data penjualan ritel AS yang buruk sempat membuat yen berbalik menekuk dolar.

Departemen Perdagangan AS melaporkan data penjualan ritel bulan Februari yang menurun 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 0,7%. Sementara data penjualan ritel inti, yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan menunjukkan penurunan sebesar 0,4% dibandingkan bulan Januari yang naik 1,4%. Rilis tersebut juga mematahkan prediksi kenaikan 0,4%.

Namun harapan yen untuk menguat pupus setelah data aktivitas manufaktur AS dirilis menunjukkan peningkatan. Data yang dirilis Institute for Supply Management tersebut menunjukkan angka indeks 55,3 untuk bulan Maret, naik dari bulan sebelumnya 54,2.

Sektor manufaktur sepertinya menunjukkan kebangkitan di bulan Maret yang tentunya menjadi kabar bagus bagi pelaku pasar setelah sepanjang pekan lalu dihantui isu resesi.

Sebelum AS, ada Inggris yang melaporkan peningkatan aktivitas bisnis sektor manufaktur. Bahkan saat kondisi Inggris masih tak menentu akibat kisruh Brexit sektor manufakturnya mampu mencatat peningkatan hingga ke level tertinggi satu tahun.

China juga melaporkan hal yang sama, bahkan di dua survei manufakturnya. Hasil survei dari Pemerintah China menunjukkan berekspansinya sektor manufaktur yang sebelumnya mengalami kontraksi selama tiga bulan beruntun. Begitu juga survei yang dilakukan Caixin, kembali menunjukkan ekspansi dan langsung melesat ke level tertinggi delapan bulan.

Survei dari Pemerintah dan Caixin tersebut menggunakan responden yang berbeda, survei dari pemerintah menggunakan perusahaan sedang dan besar, sementara Caixin menggunakan perusahaan kecil dan sedang. Sehingga bisa terlihat di semua perusahaan manufaktur China melakukan ekspansi.

Serangkaian data aktivitas manufaktur dari Asia, Eropa, dan AS tersebut kompak membuat bursa saham utama di tiga benua ini menguat. Di sisi lain yen harus rela membukukan pelemahan tiga hari beruntun terhadap dolar AS.

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Wall Street Journal

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *