Harga Emas Turun Akibat Perbaikan Data Manufaktur AS dan China
Pasar komoditas energi dan pasar saham yang bullish menggerus harga emas yang pekan lalu sempat menguat. Selasa (2/4) pukul 8.17 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2019 di Commodity Exchange berada di US$ 1.293 per ons troi, turun 0,09% ketimbang hari sebelumnya di US$ 1.294,20 per ons troi.
Perbaikan sektor manufaktur di Amerika Serikat (AS) dan China menjadi salah satu katalis pelemahan harga emas. “Kenaikan harga emas yang terjadi sementara tertekan oleh kenaikan data manufaktur. Harga emas akan perlu katalis tambahan untuk kembali ke level US$ 1.300,” kata Tai Wong, head of base and precious metals derivatives trading BMO kepada Reuters.
Harga emas turun dari level US$ 1.300 dalam empat hari perdagangan terakhir. Tapi, harga emas tidak terjun jauh dari kisaran perdagangan sejak awal tahun. Belanja konsumen dan inflasi yang masih rendah menjadi penyokong harga emas selanjutnya.
Prediksi inflasi Zona Euro bulan Maret melambat. Hal ini menyebabkan European Central Bank menunda pengetatan moneter. “Ekonomi global masih melambat dalam 12-18 bulan ke depan, terutama di AS. Hal ini akan menopang harga emas dalam jangka panjang,” kata Carsten Menke, analis Julius Baer.
Posisi bank sentral global yang masih cenderung menahan suku bunga ikut menjadi support kuat harga emas. “Ada lebih banyak potensi pergerakan naik daripada turun, terutama jika ekonomi China membaik,” kata Wong.
Sumber : kontan.co.id
Gambar : merahputih.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]