Dolar AS Melonjak di Tengah Rilis Data Ekonomi

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) memperpanjang penguatan terhadap sekeranjang mata utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Kondisi itu terjadi karena para pelaku pasar mempertimbangkan sejumlah data ekonomi terbaru.

Mengutip Antara, Jumat, 29 Maret 2019, indeks USD, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik s0,44 persen menjadi 97,2026 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi USD1,1227 dari USD1,1263 di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,3058 dari USD1,3263 di sesi sebelumnya.

Dolar Australia turun menjadi USD0,7077 dibandingkan dengan USD0,7086. Dolar AS dibeli 110,58 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 110,38 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9954 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9949 franc Swiss, dan menguat menjadi 1,3440 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3402 dolar Kanada.

Departemen Perdagangan AS mengatakan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal keempat 2018 direvisi turun ke tingkat tahunan 2,2 persen, dari yang sebelumnya dilaporkan 2,6 persen dalam perkiraan akhirnya.

Laju pertumbuhan yang lambat terjadi terutama karena pengeluaran konsumsi pribadi, pengeluaran pemerintah negara bagian dan pemerintah daerah, serta investasi tetap nonresidensial direvisi turun, kata departemen.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja menambahkan, dalam pekan yang berakhir 23 Maret, klaim pengangguran awal AS, ukuran kasar untuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), mencapai 211.000, turun 5.000 dari tingkat direvisi minggu sebelumnya. Para ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan angka 222.000 untuk klaim pengangguran mingguan.

Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average naik 91,87 poin atau 0,36 persen menjadi 25.717,46. Sedangkan S&P 500 naik sebanyak 10,07 poin atau 0,36 persen menjadi 2.815,44. Indeks Komposit Nasdaq naik 25,79 poin atau 0,34 persen menjadi 7.669,17.

Pasar telah didukung oleh prospek optimistis pada perdagangan global, karena saham raksasa manufaktur AS Caterpillar dan konglomerat AS, keduanya sensitif terhadap perdagangan global, masing-masing memperpanjang kenaikan hampir 0,9 persen dan hampir 0,7 persen, di sekitar penutupan pasar.

Saham Lululemon naik lebih dari 14 persen, setelah pengecer pakaian atletik Kanada melaporkan pendapatan yang lebih kuat dari perkiraan untuk kuartal keempat 2018. Namun saham Nielsen Holdings merosot lebih dari 11 persen, setelah lembaga keuangan terkemuka AS Blackstone dilaporkan keluar dari pelelangan untuk membeli informasi dan penyedia data AS.

Sebanyak sembilan dari 11 sektor S&P 500 utama diperdagangkan lebih tinggi di sekitar penutupan pasar, dengan sektor material naik hampir satu persen, memimpin para pemenang. Indeks S&P 500 diharapkan mampu bertahan di zona hijau sejalan dengan sentimen positif berupa dipertahankannya suku bunga oleh the Fed.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Merdeka.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *