Aksi Beli Asing Diproyeksi Bikin IHSG ‘Kekar’
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kian perkasa pada awal pekan. Peningkatan volume transaksi beli oleh pelaku pasar asing akan menopang pergerakan pasar saham Indonesia di awal pekan.
Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido mengatakan pelaku pasar asing akhirnya tercatat beli bersih alias net buy pada Jumat (15/3) sebesar Rp409 miliar. Hal ini terjadi usai beberapa hari terakhir investor asing terus menarik dananya dari pasar saham dalam negeri.
“Hari Senin perdagangan cenderung ada peluang penguatan, karena Jumat juga kan asing net buy. Jadi dari segi volume beli sudah cukup baik,” ungkap Kevin kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/3).
Walaupun begitu, tak bisa dipungkiri bahwa asing masih jual bersih atau net sell kalau dilihat sepanjang pekan lalu. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah net sell asing sebesar Rp1,87 triliun.
“Masalahnya di sisi lain asing juga masih menunggu (wait and see) terkait perundingan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Tapi Jumat kemarin ada perbaikan dari transaksi asing,” ucap Kevin.
Mengutip Reuters, Presiden AS Donald Trump menyatakan tak akan terburu-buru menyelesaikan perundingan damai perang dagang dengan China. Ia bersikeras pemerintahannya dan China harus membahas masalah perlindungan kekayaan intelektual.
Hal itu merupakan pemicu terjadinya perang dagang AS dengan China. Washington menuduh Beijing memaksa perusahaan asal AS untuk berbagi kekayaan intelektual mereka dan mentransfer teknologi mereka ke mitra lokal untuk berbisnis di China. Namun, tuduhan itu dibantah oleh Beijing.
Hari ini, Kevin memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 6.415 dan resistance 6.494. Lalu, ia menyebut sepanjang pekan ini indeks berada dalam rentang 6.354-6.550.
Sementara, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan investor dari dalam dan luar negeri masih akan mengapresiasi neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2019 yang tercatat surplus sebesar US$330 juta. Dengan demikian, mereka akan tertarik untuk melakukan transaksi beli saham.
“IHSG berpotensi melanjutkan penguatan didorong oleh optimisme investor yang menyambut positif data neraca perdagangan yang menunjukkan adanya perbaikan,” kata Dennies dalam risetnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus ini terjadi karena nilai ekspor akhirnya bisa lebih tinggi dari impor. Detailnya, nilai ekspor sebesar US$12,53 miliar dan impor hanya US$12,2 miliar.
Realisasi itu jelas berbanding terbalik dengan posisi Januari 2019 yang masih tercatat defisit sebesar US$1,16 miliar. Saat itu jumlah impornya mencapai US$15,03 miliar, sedangkan ekspor hanya US$13,87 miliar.
Merespons kondisi ini, Dennies optimistis IHSG masih bertahan di teritori positif. Menurutnya, indeks akan bergerak dalam rentang support 6.386-6.423 dan resistance 6.493-6.526. Pekan lalu IHSG melonjak 1,22 persen hingga menembus level 6.461. Nilai kapitalisasi pasar BEI pun terkerek 1,22 persen dari Rp7.258 triliun menjadi Rp7.347 triliun.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Sinar Harapan
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]