Marinus Bersinar dari Bangku Cadangan
Pernah gagal menimba ilmu di Yunani, tidak mematahkan semangat Marinus Mariyanto Wanewar menjadi salah satu pemain kebanggaan Timnas ‘Garuda Muda’ Indonesia U-22. Namanya kian meroket setelah membawa tim asuhan Indra Sjafri menjuarai Piala AFF U-22 2019 dan menjadi salah satu topskorer pada ajang yang berlangsung di Kamboja, beberapa waktu lalu itu.
Padahal sebelum itu, nama Marinus tidak banyak dikenal orang. Apalagi pemain kelahiran Kabupaten Sarmi, Papua 24 Februari 1997 silam itu, memang bukan menjadi pilihan utama pelatih Indra di ajang Piala AFF U-22 2019.
Hal itu dibuktikan dengan keputusan Indra dengan lebih memilih Muhammad Dimas Drajat sebagai ujung tombak saat menghadapi Myanmar 1-1 pada laga pembuka fase penyisihan Grup B. Sementara Marinus hanya duduk di bangku cadangan selama 90 menit laga.
Gagal mendapat kesempatan bermain pada laga pembuka fase Grup B Piala AFF U-22, tentu menjadi hal yang mengecewakan bagi setiap pemain. Untungnya, mental Marinus sudah terasa untuk mengatasi segala bentuk kekecewaan sejak mengikuti turnamen di Rosmalen, Belanda, pada Mei 2015. Di bawah naungan Le Cheval Sasando (LCS). Di turnamen ini, Marinus bersama 24 pemain muda lainnya berkesempatan menghadapi FC Den Bosch dan Feyenoord.
“Waktu itu saya masih berusia 18 dan saya ikut seleksi di Jayapura dan terpilih bersama 24-25 pemain lainnya untuk dibentuk jadi satu tim. Di sana saya jadi topskor, mencetak sembilan gol. Dari 11 pertandingan, tim saya bisa menang delapan pertandingan. Rencananya dari turnamen itu, pemain terbaik nantinya bakal diterbangkan ke Yunani untuk seleksi bersama Apollon Kalamarias, saat itu di Divisi 2 Liga Yunani,” kenang Marinus.
Sayang, karena beberapa kendala Marinus gagal merumput di Liga Yunani. Untungnya, kekecewaan itu mampu dibayar Marinus untuk bergabung dengan klub besar daerahnya, Persipura Jayapura.
Ia pun mendapat kepercayaan untuk melakoni debutnya bersama tim berjuluk Mutiara Hitam tersebut di bawah asuhan Alfredo Vera pada ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. “Bisa bermain untuk klub kebangaan orang Papua, tentu hal yang membanggakan,” tandasnya.
Persipura Jayapura rupanya menjadi ‘batu loncatan’ bagi Marinus untuk mengembangkan kariernya, hingga ia terpilih membela Timnas Indonesia di ajang SEA Games 2017. Sayang, Marinus dan kolega hanya mampu mempersembahkan medali perunggu bagi kontingen Tim Merah-Putih di ajang ini.
Meski demikian, penampilan Marinus tidak lepas dari pantauan Bhayangkara FC yang kemudian meminangnya. Sejak itulah, nama Marinus mulai dikenal.
Ia pun kembali mendapat kepercayaan dari Indra Sjafri masuk dalam skuad Garuda Muda di ajang Piala AFF U-22, beberapa waktu lalu. Meski hanya duduk di bangku cadangan selama 90 menit pada laga pembuka melawan Myanmar, Marinus mampu membayar kekecewaan itu dengan mencetak tiga gol di fase penyisihan grup. Satu gol ia lesakkan ke gawang Malaysia (2-2) dan dua gol ke gawang tuan rumah Kamboja (2-0).
“Tidak menyangka saat itu kita bisa mengalahkan Kamboja, apalagi dengan skor dua gol tanpa balas. Mungkin karena faktor mereka yang sudah lolos dengan status juara grup, juga kami rasa bikin Kamboja tidak main terlalu ngotot. Tapi yang pasti saat itu kami bermain dengan motivasi tinggi untuk meraih kemenangan dan bisa bermain lebih baik lagi melawan Vietnam di semifinal,” terangnya.
Di sisi lain, dia juga harus bisa mengontrol emosi pasca munculnya pemberitaan provokasi dari sejumlah media Vietnam jelang babak semifinal. Ya, sebelum bentrok dengan Vietnam di semifinal, sejumlah media di negeri satu partai itu menuduh Marinus telah melakukan ‘pencurian umur’.
“Saat itu pelatih (Indra Sjafri meminta saya untuk tidak menanggapi segala pemberitaan tersebut jadi saya hanya fokus pada pertandingan,” ungkap Marinus. Indonesia pun lolos ke final setelah mengalahkan Vietnam 1-0.
Marinus dan kolega pun berhasil menjuarai Piala AFF U-22 2019 usai mengalahkan Thailand 2-1 di partai final. Sepulang dari Kamboja, Marinus tidak hanya banjir pujian, tapi juga bonus yang rencananya akan ia sisihkan untuk pembangunan tempat ibadah di daerah asalnya, Papua. “Sebagian akan saya sisihkan untuk membangun gereja di kampung saya,” tuntas Marinus yang telah menerima bonus lebih dari Rp200 juta, baik dari Presiden Joko Widodo dan Kemenpora.
Sumber : poskotanews.com
Gambar : Sport – Tempo.co
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]