Perang Dagang Hingga Neraca Pembayaran Bawa IHSG Melemah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus rela terjebak di zona merah pada perdagangan hari ini. Dibuka melemah 0,35%, IHSG telah memperlebar kekalahannya menjadi 0,41% ke level 6.509,52 pada pukul 9:21 WIB.
Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 1,42%, indeks Straits Times turun 0,14%, indeks Hang Seng turun 1,09%, dan indeks Kospi turun 1,08%.
Potensi eskalasi perang dagang AS-China membuat bursa saham regional babak belur. Presiden AS Donald Trump menegaskan dirinya tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret yang merupakan tenggat waktu ‘gencatan senjata’ 90 hari yang disepakati di Buenos Aires (Argentina) pada awal Desember 2018.
“Tidak,” jawab Trump atas pertanyaan wartawan apakah dia akan menemui Xi sebelum 1 Maret, mengutip Reuters. Padahal sebelumnya Trump pernah mengatakan dirinya akan bertemu dengan Xi, bahkan mungkin lebih dari sekali, untuk mengesahkan kesepakatan dagang AS-China. Rumor yang sebelumnya beredar mengatakan bahwa pertemuan akan digelar pada akhir Februari pasca Trump melakukan pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Lantas, eskalasi perang dagang AS-China menjadi sangat nyata. Pasalnya, Gedung Putih belum lama ini menegaskan bahwa bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan tetap dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%), jika kesepakatan dagang tak juga tercapai hingga periode gencatan senjata berakhir.
Sejauh ini, perekonomian kedua negara terlihat jelas sudah tersakiti oleh perang dagang yang berkecamuk. Di AS misalnya, kemarin (7/2/2019) klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 2 Februari diumumkan sebanyak 234.000, di atas konsensus yang sebesar 220.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sebelumnya pada hari Selasa (5/2/2019), Non-Manufacturing PMI periode Januari 2019 versi ISM diumumkan di level 56,7, lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 57,2, seperti dilansir dari Forex Factory.
Jika perang dagang tereskalasi, pastilah tekanan terhadap perekonomian kedua negara akan bertambah besar. Ini bukan kabar baik bagi bursa saham dunia.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Finroll.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]