Makin Dekat Pemilu 2019, Jokowi Minta Hindari Hoax dan Fitnah
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak menghindari penyebaran hoaks atau berita bohong dan fitnah menjelang pemilu serentak, Pileg dan Pilpres 2019.
“Marilah kita hindari fitnah-fitnah seperti itu. Ini sudah mendekati, tiga bulan lagi sudah masuk ke pilpres,” kata Jokowi usai acara penyerahan sertifikat tanah kepada warga Blitar di Pendopo Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis (3/1) seperti dikutip dari Antara.
Pemilu Presiden, Legislatif, dan DPD bakal digelar secara serentak pencoblosannya pada 17 April 2019.
Jokowi pun berharap segenap bangsa Indonesia, terutama peserta dan pendukung peserta pemilu agar menjaga ketenangan.
“Semuanya harus sejuk dalam menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan politik sehingga tidak menimbulkan pikiran-pikiran jelek dari masyarakat,” katanya.
Pria yang juga menjadi peserta Pilpres sebagai petahana itu pun menanggapi perihal hoaks tujuh kontainer surat suara yang telah dicoblos masuk lewat pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Ya itulah. Ini kan hoaks. Kartu itu kan belum dicetak, sudah muncul fitnah-fitnah seperti itu,” ujar capres nomor urut 01 tersebut.
Menurut Jokowi, kondisi seperti itu bisa menimbulkan pikiran-pikiran negatif, pikiran-pikiran jelek mengenai kecurangan.
Sebelumnya, pada 2 Januari 2018, beredar kabar viral berupa arsip digital rekaman perihal ada surat suara yang sudah tercoblos. Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun segera melakukan klarifikasi ke pelabuhan Tanjung Priok.
“Kami memastikan berdasarkan keterangan pihak bea cukai, tidak ada berita tentang tujuh kontainer tersebut. Itu tidak benar,” ucap Ketua KPU Arief Budiman, Rabu (2/1) tengah malam.
Arief mengatakan, pihaknya telah mendengar kabar tersebut sejak sore hari. Kabar itu tersebar ke media sosial dalam bentuk rekaman suara.
Sementara itu, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Muhammad Afifuddin yang juga ikut dalam pengecekan mengatakan bahwa pihaknya akan memastikan kebenaran setiap kabar yang beredar terkait penyelenggaraan pemilu, termasuk info yang beredar hari ini.
“KPU dan Bawaslu ingin memastikan, mengkonfirmasi segala jenis informasi. Salah satunya informasi yang tidak benar yang mengganggu penyelenggaraan pemilu,” kata Afif. “Setelah kita cek dari yang punya otoritas tidak benar.”
Komisioner KPU RI, Hasyim Asy’ari menerangkan pihaknya selaku penyelenggara pemilu belum mencetak surat suara untuk Pemilu 2019.
“Proses pencetakan surat suara itu masih dalam proses lelang. Belum sampai naik cetak,” kata Hasyim menanggapi pertanyaan awak media di kantornya.
Terkait hal tersebut, KPU pun telah melakukan langkah kongkret melaporkan pembuatan dan penyebaran hoaks surat suara tercoblos itu ke Bareskrim Polri, Kamis (3/1). Tak hanya KPU, anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar pun ikut dalam pelaporan yang dilakukan di markas Bareskrim, Gambir, Jakarta Pusat tersebut.
Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto menyatakan bakal secepatnya menangani kasus hoaks tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos. Meski demikian Arief enggan memberikan tenggat waktu penyelesaian kasus itu.
Saya tidak mau memberikan waktu, ‘1 minggu’. Enggak tahunya enggak selesai. Karena memang memberikan pembuktian secara digital. Pokoknya saya berikan secepatnya. Secepatnya itu relatif,” kata Arief Sulistyanto.
Selain itu, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief pun terseret ke dalam pusaran hoaks ini. Andi Arief ikut menyebarkan kabar itu di akun Twitternya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]