Bos BCA Waspadai Likuiditas Perbankan yang Kian Ketat
Presiden Direktur PT Bank Central Asia (Tbk) ( BCA) meminta industri untuk mewaspadai likuiditas perbankan yang kian ketat.
Pasalnya saat ini rasio pembiayaan terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio/LFR) di industri perbankan secara keseluruhan telah mencapai 94 persen. “Pasar sudah 94 persen (LFR).
Nah, kalau DPK (Dana Pihak Ketiga) tahu depan cuma (tumbuh) 8 persen, (pertumbuhan) kreditnya 12 persen, LFRnya makin besar lagi ini rada harus diwaspadai,” ujar Jahja ketika ditemui di sela Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di kawasan Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa (27/11/2018).
Jahja membeberkan, saat ini posisi LFR BCA berada pada level 82 persen. Sementara hingga akhir tahun, LFR BCA diperkirakan sebesar 85 persen.
Seiring dengan tren kenaikan suku bunga, Jahja mencatatkan pertumbuhan kredit BCA masih mampu melampaui target hingga akhir tahun 2018 yang berada pada kisaran 8-9 persen.
Hingga September 2018 lalu, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit hingga 17 persen.
Meskipun hingga akhir tahun nanti, pertumbuhan kredit tersebut akan sedikit melambat.
“Tapi kita tidak berharap sedemikian besar, sampai Desember mungkin 14 persen,” ujar Jahja. Kredit korporasi, sebut Jahja, masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit perseroan.
Sebab, kredit konsumer sedikit tertekan seiring dengan meningkatnya bunga kredit. “Kredit konsumen, kalau KPR, KKB itu pengaruh, bunga naik langsung permintaan menurun, tapi kalau kredit untuk modal kerja, investasi, orang melihat prospek pasar,” jelas dia.
Sumber : Kompas.com
Gambar : okezone.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]