Reza Rahadian: Panggung Teater Lebih Seksi dari Film
Aktor Reza Rahadian bakal mengulang peran sebagai Minke dalam pementasan teater Bunga Penutup Abad yang akan diadakan November mendatang.
Pementasan itu bakal menjadi yang ke-4 untuknya dalam tiga tahun terakhir, setelah pada tahun lalu membuat peran dalam Perempuan-Perempuan Chairil.
Bagi Reza, berperan di atas panggung teater memiliki sebuah keistimewaan dan sensasi tersendiri.
“Buat saya panggung teater lebih seksi dari film,” ungkap Reza saat ditemui usai jumpa pers Bunga Penutup Abad, di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Rabu (31/10).
Lebih lanjut, dia pun mengungkapkan bahwa saat berada di panggung teater dia merasa pacuan adrenalin yang didapat begitu berbeda.
“Ada sesuatu yang magis banget, sesuatu yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Seperti rasanya berada di sebuah panggung bersama teman-teman, berkolaborasi bersama di waktu yang sama di tempat yang sama, susah banget untuk diungkapin,” katanya.
Meski mendapatkan banyak keseruan di panggung teater, dia menegaskan bahwa film pun memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri.
Baginya, teater dan film dua dunia yang saling tersambung dan tak bisa dipisahkan. Menurut Reza, tak ada film tanpa dunia panggung, sementara itu, banyak pula pemain teater yang merambah layar lebar.
“Jadi semoga bisa saling mengisi, karena seni dasarnya hidup dan bernapasnya ada di panggung,” ujarnya.
Di samping itu, Reza turut berbagi pandangannya terkait keterlibatan dalam pementasan yang diadaptasi dari novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer.
Mengikuti pentas itu membuatnya kembali beradu akting dengan Chelsea Islan sebagai Annelies dan Lukman Sardi sebagai Jean Marais.
“Buat saya sih ini membuat pemain punya ruang baru, karana dramaturginya beda, bertuturnya berbeda, memberi energi baru. Itu kenapa karya Pram, beri pengaruh luar biasa entah difilmkan atau dipanggungkan,” katanya.
Pada pementasan kali ini, Marsha Timothy pun bakal ikut bergabung sebagai Nyai Ontosoroh menggantikan Happy Salma.
Bunga Penutup Abad berkisah mengenai kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah kepergian Annelies ke Belanda.
Nyai Ontosoroh yang khawatir mengenai keberadaan Annelies, mengutus seorang pegawainya untuk menemani kemana pun Annelies pergi, bernama Robert Jan Dapperste atau Panji Darman.
Kehidupan Annelies sejak berangkat dari pelabuhan Surabaya dikabarkan oleh Panji Darman melalui surat-suratnya yang dikirimkan kepada Minke dan Nyai Ontosoroh.
Surat-surat itu bercap pos dari berbagai kota tempat singgahnya kapal yang ditumpangi Annelies dan Paniji Darman.
Minke selalu membacakan surat-surat pada Nyai Ontosoroh. Surat demi surat membuka sebuah pintu nostalgia antara mereka bertiga, seperti ketika pertama kali Minke berkenalan dengan Annelies dan Nyai Ontosoroh, bagaimana Nyai Ontosoroh digugat oleh anak tirinya sampai akhirnya Annelies harus dibawa pergi Belanda berdasarkan keputusan pengadilan putih Hindia Belanda.
Cerita berakhir beberapa saat ketika Minke mendapatkan kabar bahwa Annelies meninggal di Belanda.
Minke yang dilanda kesedihan kemudian meminta izin pada Nyai Ontosoroh untuk pergi ke Batavia melanjutkan sekolah menjadi dokter.
Ke Batavia, Minke membawa serta lukisan potret Annelies yang dilukis oleh sahabatnya Jean Marais. Minke memberi nama lukisan itu, Bunga Penutup Abad.
Teater Bunga Penutup Abad akan diadakan pada 17 dan 18 November 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Vidio.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]