BI Diproyeksi Tahan Suku Bunga, IHSG Berpotensi Menguat

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak positif pada hari ini, Senin (22/10). Pergerakan positif lantaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) diperkirakan menahan suku bunga acuan.

William Siregar, Analis BNI Sekuritas meramalkan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen. Bulan lalu, bank sentral nasional telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).

“The Fed juga tidak ada kenaikan suku bunga acuan bulan ini,” ucap William kepada CNNIndonesia.com, Senin (22/10).

Hanya saja, The Fed sebagai bank sentral Amerika Serikat (AS) memang tetap berencana menaikkan suku bunga acuannya satu kali lagi pada Desember 2018 mendatang. Sejauh ini, The Fed telah mengerek suku bunga acuan sebanyak tiga kali hingga ke level 2-2,5 persen.

“Jadi, mungkin RDG BI semoga tidak berdampak negatif untuk kali ini,” terang William.

Sementara itu, IHSG mendapatkan sentimen negatif dari eksternal atas pembunuhan jurnalis bernama Jamal Khashoggi di Turki. Kasus itu membuat sejumlah pejabat lembaga internasional yang seharusnya hadir dalam forum investasi di Arab Saudi membatalkan rencana kehadirannya.

Beberapa pejabat itu antara lain Direktur pelaksana IMF Christine Lagarde, CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon, CEO Credit Suisse Tidjane Thiam, dan CEO Uber Dara Khosrowshahi.

“Seharusnya kan dengan kehadiran mereka-mereka bisa ada perjanjian investasi, kalau tidak hadir maka bisa mempengaruhi juga perjanjian bilateral,” imbuh William.

Dengan berbagai pertimbangan sentimen dari domestik dan global, William memproyeksi IHSG hari ini berada dalam rentang support 5.825 dan resistance 5.860. Sementara, IHSG dalam sepekan bakal bergerak dalam kisaran support 5.813 dan resistance 5.883.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memproyeksi IHSG bergerak stagnan atau sideways pada awal pekan ini. Menurutnya, IHSG berada dalam rentang support 5.800 dan resistance 5.875.

Namun, Valdy melihat potensi penguatan jika dilihat dalam satu pekan. Pendorong utamanya, kata dia, berasal dari rilis laporan keuangan emiten kuartal III 2018.

“Penopang utamanya adalah ekspektasi perbaikan kinerja keuangan kuartal III 2018,” katanya.

Seperti diketahui, sejumlah emiten khususnya yang bergerak dalam sektor perbankan sudah merilis laporan keuangan terbarunya pekan lalu. Emiten tersebut, contohnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP).

“Untuk pekan ini, IHSG diperkirakan masih mencoba technical rebound (secara teknikal bangkit) hingga level 5.900-5.950,” jelas Valdy.

Informasi saja, sepanjang pekan lalu IHSG menguat 1,4 persen ke level 5.837 dari pekan sebelumnya di level 5.756. Seiring dengan itu, nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut meningkat 1,49 persen menjadi Rp6.599 triliun dibandingkan dengan sebelumnya Rp6.502 triliun.

Dari bursa global, khususnya bursa saham Wall Street, mayoritas indeksnya ditutup melemah pada Jumat (19/10). Terpantau, S&P500 melemah 0,04 persen, Nasdaq Composite melemah 0,48 persen, dan Dow Jones menguat 0,26 persen.

 

 

 

 

Sumber : Cnnindonesia.com
Gambar : SINDOnews

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *