Kurs di Asia Pulih, Rupiah Ditutup Rebound ke Rp15.201/US$
Nilai tukar rupiah berhasil rebound pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (16/10/2018), setelah berfluktuasi sepanjang perdagangan.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 19 poin atau 0,12% di level Rp15.201 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp15.193– Rp15.2250 per dolar AS.
Mata uang Garuda sebelumnya mampu rebound saat dibuka terapresiasi 20 poin atau 0,13% di level Rp15.200 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak fluktuatif di level Rp15.193-15.223 per dolar AS.
Dilansir Bloomberg rupiah menguat terhadap dolar AS didukung oleh optimisme setelah Indonesia mencatat surplus perdagangan pada bulan September serta arus modal masuk.
Kota Hirayama, ekonom senior emerging market di SMBC Nikko Securities mengatakan kepada Bloomberg bahwa aksi jual rupiah baru-baru dianggap cukup berlebihan.
Bank Indonesia juga memperketat kebijakan moneternya untuk menjaga dana asing di Indonesia dan membatasi impor untuk meningkatkan neraca perdagangan.
Direktur Eksekutif Manajemen Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan pada Senin bahwa bank sentral melakukan intervensi pada pasar obligasi setelah imbal hasil obligasi 10 tahun naik ke leve tertinggi sejak Januari 2016
Rupiah menguat bersamaan dengan sejumlah mata uang lainnya di Asia, yang dipimpin won Korea Selatan yang menguat 0,57%, disusul peso Filipina yang naik 0,40% dan rupee India yang menguat 0,15%.
Di sisi lain, mata uang yen Jepang dan yuan China melemah masing-masing 0,27% dan 0,04%.
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau menguat 0,054 poin atau 0,06% ke level 95,113 pada pukul 17.11 WIB.
Indeks dolar sempat melanjutkan koreksinya setelah dibuka turun tipis 0,014 poin atau 0,01% di level 95,045. Pada perdagangan Senin (15/10), indeks berakhir melemah 0,17% atau 0,162 poin di posisi 95,059.
Dilansir Reuters, dolar AS bergerak defensif menyusul rilis data penjualan ritel yang mencatat kenaikan lebih lambat dari perkiraan pada bulan lalu.
Data ini mengikuti laporan inflasi untuk bulan September yang hanya menunjukkan kenaikan moderat pada harga konsumen AS.
Sumber : Bisnis.com
Gambar : Liputan6.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]