Kurs Rupiah Menguat, Terdongkrak Rencana BI Naikkan Suku Bunga
Nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan hari ini, Kamis, 6 September 2018, dibandingkan hari sebelumnya. Berdasarkan data yang dibandingkan, nilai tukar rupiah ditutup menguat 45 poin atau 0,3 persen ke level 14.893 per dolar Amerika Serikat, setelah pada awal perdagangan rebound dengan penguatan 63 poin atau 0,42 persen di posisi 14,875.
Pada perdagangan Rabu, 5 September 2018, rupiah berada di posisi 14.938 per dolar Amerika. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.875-14.905 per dolar Amerika. Rupiah membukukan kenaikan besar di Asia sepanjang perdagangan hari ini. Penyebabnya adalah Bank Indonesia (BI) memberikan tanda akan kembali menaikkan suku bunga acuan dan indeks MSCI Emerging Markets Mata uang menanjak untuk pertama kalinya pekan ini.
Mengekor rupiah adalah yen Jepang yang terapresiasi 0,15 persen, sementara ringgit Malaysia menguat 0,07 persen. Di sisi lain, peso Filipina paling tajam di antara mata uang Asia lain dengan depresiasi 0,32 persen. Kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan akan mengambil langkah-langkah pre-emptive demi mengatasi pelemahan rupiah.
Di sisi lain, Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Manajemen Moneter BI, mengatakan BI saling mendukung upaya-upaya yang dilakukan untuk menggerakkan transaksi-transaksi defisit. Penguatan rupiah sejalan dengan indeks pergerakan dolar Amerika. Indeks yang menyoroti greenback terhadap enam mata uang utama ini terpantau melemah 0,03 persen atau 0,024 poin ke level 95,16 pada pukul 16,42.
Sebelumnya, indeks dolar turun ke bawah 0,086 poin atau 0,09 persen di level 95,098, setelah pada perdagangan Rabu berakhir 0,27 persen atau 0,255 poin di posisi 95,184. Pelemahan AS pada perdagangan hari ini terbebani mata uang uang sterling Inggris. Meski demikian, pelemahan greenback berjuang untuk bangkit dari isu perdagangan global.
“Dolar AS terus berbicara di tengah-tengah spekulasi terbaru seputar Brexit. Dengan demikian, kita dapat menentukan waktu lama untuk tetap hidup, tetapi ini memacu aksi untuk mengirim uang ke Eropa, seperti euro dan franc Swiss untuk saat ini, ”ujar Takuya Kanda
Sumber Berita : tempo.co
Sumber foto : Bisnis Tempo.co
[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]