RI-Australia Sepakati Perpanjang Swap Mata Uang
Bank Indonesia dan Bank Sentral Australia bersepakat untuk memperpanjang kerja sama Bilateral Local Currency Swap Arrangement (BCSA). Sebagaimana perjanjian sebelumnya, perjanjian kerja sama BCSA berlaku efektif selama tiga tahun yang akan berakhir pada Desember 2018 mendatang. Kerja sama tersebut memungkinkan swap mata uang lokal antara kedua bank sentral senilai 10 miliar dolar Australia atau setara Rp 100 triliun. Direktur Departemen Internasional BI Erwin Haryono mengatakan, berlanjutnya kerja sama swap mata uang itu sebagai langkah bank sentral untuk memperkuat cadangan devisa.
Sebab, BI tidak hanya bisa hanya mengandalkan kebijakan moneter dengan melakukan penyesuaian tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate. Selain itu, adanya kebijakan tersebut sebagai upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri, terutama menjaga defisit transaksi berjalan. “Jadi kalau ada perdagangan antara Indonesia dan Australia tidak usah pakai dolar AS, tapi pakai local currency masing-masing,” kata Erwin, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta. Erwin menuturkan, kerja sama bilateral itu penting karena saat ini, sebagian besar transaksi perdagangan untuk ekspor, investasi di dalam negeri menggunakan valuta asing dalam bentuk dolar AS.
Kesepakatan tersebut dilakukan di tengah rangkaian pelaksanaan pertemuan gubernur bank sentral Executives’ Meeting of East Asia-Pacific (EMEAP) di Manila, pada 5 Agustus 2018 lalu. Secara terpisah, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menilai kerja sama ini merupakan bagian dari upaya Bank Indonesia yang berkelanjutan untuk mendorong perdagangan bilateral, khususnya untuk menjamin penyelesaian transaksi perdagangan dalam mata uang lokal antara kedua negara. “Perpanjangan perjanjian kerja sama ini mencerminkan penguatan kerja sama keuangan antara Indonesia dan Australia melalui penggunaan mata uang masing-masing negara untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan mata uang tertentu,” tandas Perry.
Sumber Berita : kompas.com
Sumber foto : Okezone Ekonomi
[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]