Waduh, Pertikaian Kongres Buat Plafon Kenaikan Utang AS Semakin Sulit
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyebut pertikaian atas kenaikan plafon utang AS semakin sulit daripada di masa lalu. Yellen berharap mendapat kabar terbaru dari Kongres AS dalam beberapa minggu ke depan tentang kapan tepatnya Departemen Keuangan akan kehabisan dana untuk membayar tagihan pemerintah.
Kepala Departemen Keuangan AS telah berulang kali meminta Kongres untuk setuju menaikkan batas USD31,4 triliun pada pinjaman federal untuk mencegah malapetaka ekonomi dan keuangan yang akan terjadi jika AS gagal membayar utangnya. Yellen mengatakan bahwa Departemen Keuangan AS mungkin tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran paling cepat 1 Juni 2023.
Partai Republik dan Demokrat
Presiden AS Joe Biden, seorang Demokrat, menegaskan Kongres memiliki tugas konstitusional untuk menaikkan batas tanpa syarat untuk mendanai pengeluaran yang disetujui sebelumnya.
Sementara Partai Republik, yang mengendalikan Dewan Perwakilan Rakyat, ingin Biden menyetujui pemotongan anggaran untuk mengamankan kesepakatan mereka.
Tidak seperti kebanyakan negara maju, AS menetapkan batas atas berapa banyak yang dapat dipinjamnya. Hal ini perlu dilakukan karena pemerintah membelanjakan lebih dari yang dibutuhkan.
polarisasi setelah era Donald Trump
Yellen mengatakan kebuntuan besar pertama atas plafon utang sejak 2011 mencerminkan berlanjutnya polarisasi AS setelah kepresidenan Donald Trump.
“Ini tentu saja tidak positif untuk hubungan dan kedudukan di dunia dan kredibilitas,” katanya dikutip dari Channel News Asia, Minggu, 14 Mei 2023.
Dia mengatakan kunjungan Joe Biden di KTT G7 adalah tanda positif bahwa hampir semua orang setuju bahwa AS tidak dapat alami gagal bayar.
“Biden, yang diperkirakan akan mengumpulkan kembali kelompok itu awal pekan depan, masih menganggap menghadiri KTT G7 yang dimulai Jumat di Hiroshima sebagai prioritas,” kata Yellen.
Meskipun dia mengatakan dapat membatalkan perjalanan itu jika tidak ada kemajuan yang cukup. Dia mengakui bahwa secara teknis pembayaran pokok dan bunga ditangani secara terpisah.
Dalam sebuah laporan minggu ini, Pusat Kebijakan Bipartisan mengatakan beberapa pejabat Departemen Keuangan memandang pendekatan tersebut sebagai yang paling masuk akal dan paling tidak berbahaya selama kebuntuan tahun 2011.
“Kita harus berbicara tentang menaikkan plafon utang. Setiap rencana memiliki kerugian yang serius.” tegas dia.
Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt mengatakan kepada wartawan bahwa kebuntuan itu merupakan ancaman sangat serius bagi ekonomi global.
“Akan benar-benar menghancurkan jika Amerika membuat PDB-nya keluar jalur dengan tidak mencapai kesepakatan,” kata Hunt di sela-sela pertemuan G7.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : medcom.id