Kilau Emas Memudar, Ini Gegaranya
Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut, di tengah aksi ambil untung setelah dolar AS menguat karena data ketenagakerjaan AS yang ketat mendukung Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, jatuh USD22,60 atau 1,12 persen menjadi USD2.003,80 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di USD2.021,50 dan terendah di USD1.996,50. Bursa Comex ditutup pada Jumat, 7 April 2023, untuk hari libur Paskah. Setelah alami kenaikan harga emas minggu lalu untuk minggu keenam berturut-turut, aksi ambil untung juga menjadi momok emas pada perdagangan Senin, 10 April 2023.
Aksi ambil untung terjadi setelah indeks dolar terakhir naik 0,53 persen terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di 102,55 setelah mencapai 102,81, tertinggi sejak 3 April 2023, setelah laporan pekerjaan yang solid pada Jumat, 7 April 2023, mendorong ekspektasi untuk kenaikan suku bunga AS pada Mei.
Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menambahkan 236 ribu pekerjaan pada Maret, kenaikan bulanan terkecil sejak penurunan pada Desember 2020. Pasar kerja yang ketat dapat mendorong Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga pada pertemuan Mei 2023.
Emas bisa melemah
Analis di platform perdagangan daring Oanda Ed Moya mengatakan harga emas dunia akan terus melayang di sekitar level USD2.000 per ounce, tetapi kekuatan dolar AS bisa membuat harga emas berada pada level USD1.970 per ounce.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 18,10 sen atau 0,72 persen, menjadi USD24,912 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terpangkas USD13,90 atau 1,37 persen, menjadi USD1.002,90 per ounce.
Sumber : medcom.id
Gambar : CNBC Indonesia