Gegara Rusia Minyak Bisa Balik ke US$100, Resesi Kian Nyata!
Harga minyak dunia menguat 3% lebih pada perdagangan akhir pekan lalu setelah Rusia mengatakan dapat memangkas produksi minyak mentah sebagai tanggapan atas pembatasan harga G7 pada ekspor Rusia.
Pada Jumat (23/12/2022) harga minyak mentah Brent tercatat US$83,92 per barel, melonjak 3,6% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melonjak 2,7% menjadi US$79,56.
Sementara dalam sepekan masing-masing acuan minyak dunia naik 6% untuk Brent dan 7% untuk WTI. Ini merupakan kenaikan terbesar mingguan sejak Oktober.
Rusia berencana memotong produksi sebesar 5% hingga 7% pada awal 2023 karena menanggapi pembatasan harga, kantor berita RIA mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan pada hari Jumat.
Ekspor minyak Baltic oleh Rusia bisa turun 20% pada Desember dari bulan sebelumnya setelah Uni Eropa dan negara-negara G7 memberlakukan sanksi dan batasan harga minyak mentah Rusia mulai 5 Desember, menurut perhitungan pedagang dan Reuters.
“Potensi pemotongan dari Rusia bisa memberi bahan bakar lebih banyak,” kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. “Jika permintaan global berlanjut pada kecepatan saat ini, pemotongan itu dapat berdampak signifikan dan kita mungkin tetap berada di kisaran $80-an.”
Baik permintaan dan produksi minyak mentah bisa merosot selama beberapa hari ke depan karena penutupan dari badai musim dingin besar-besaran yang mengalir di seluruh wilayah Amerika Serikat. Beberapa kilang tutup karena cuaca yang sangat dingin sementara produksi ditutup di Texas dan North Dakota.
Bank Swiss UBS memperkirakan harga dapat bergerak kembali di atas $100 per barel tahun depan karena pengurangan produksi Rusia dan pelonggaran pembatasan terkait COVID di China, kata analis Giovanni Staunovo.
“Jalan untuk harga yang lebih tinggi bagaimanapun akan tetap bergelombang,” katanya.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Suara.com