Situs Uji Nuklir Korut Dilaporkan Rusak karena Kebanjiran
Salah satu situs uji coba senjata nuklir utama milik Korea Utara, Punggye-ri, dilaporkan mengalami kerusakan di beberapa bagian setelah banjir yang melanda daerah itu baru-baru ini.
Melalui pemantauan citra satelit, lembaga think tank Center for Strategic and International Studies (CSIS) melaporkan kerusakan di situs nuklir Punggye-ri menyebabkan penangguhan pekerjaan dan perbaikan di lokasi tersebut.
Laporan itu tertuang dalam proyek terbaru CSIS bernama Beyond Parallel yang dirilis pada Senin (29/8).
Proyek itu mengambil sejumlah foto satelit di sekitar situs Punggye-ri pada 24 Agustus lalu.
Dikutip KBS World, proyek yang khusus berfokus pada perkembangan di Korut itu mengatakan tidak ada aktivitas signifikan yang terlihat di Tunnel Number Three dari fasilitas uji coba nuklir itu.
Organisasi nirlaba berbasis di AS itu mengatakan hal ini terjadi kala Washington dan Korea Selatan menduga Korut tengah mempersiapkan melakukan uji coba nuklir terbaru di terowongan tersebut.
AS dan Korsel yakin Korut berencana melancarkan uji coba senjata nuklirnya yang kedelapan kali dalam waktu dekat.
Beyond Parallel juga mengatakan pembangunan jalan ke Tunnel Number Four masih ditangguhkan sejak hujan lebat selama dua bulan terakhir.
Kelompok itu meyakini Tunnel Number Four dibangun untuk memperluas kemampuan pengujian senjata nuklir Korut. Namun, sebagian pihak menilai terowongan tersebut hanya lah tipu muslihat agar dunia meyakini Korut semakin maju dalam pengembangan teknologi senjata nuklirnya.
Laporan proyek tersebut memaparkan banjir benar-benar berdampak pada situs Punggye-ri lantaran turut merusak satu-satunya jalan dan akses fasilitas tersebut.
Beyond Parallel mengatakan kerusakan ini dapat terlihat jelas dari citra satelit.
Dalam beberapa pekan terakhir, sebagian daerah di Korut memang dilaporkan tengah dilanda banjir bandang.
Warga Korut bahkan menumpahkan kekesalannya karena media pemerintah tak memberitakan tentang banjir dahsyatyang menerjang negara itu hingga menewaskan dua orang.
Seorang warga bercerita kepada Radio Free Asia bahwa media di Korut hanya sibuk memberitakan peringatan akhir dari pendudukan Jepang usai Perang Dunia II. Peringatan itu jatuh pada Senin (15/8) lalu.
“Warga yang terkena dampak hujan lebat di berbagai penjuru negara ini sengsara. Namun, koran dan penyiaran hari ini tak menyoroti dampak banjir atau penanganannya, hanya cerita mengenai perayaan 15 Agustus dan tentara kembali ke Pyongyang,” katanya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia