The Fed Diprediksi Dovish, Rupiah Melemah ke Rp14.785 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.785 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (18/8) pagi. Mata uang Garuda melemah 17 poin atau 0,12 persen dari posisi sebelumnya.
Mata uang di kawasan asia terpantau bervariasi. Yen Jepang menguat 0,05 persen, won Korea Selatan melemah 0,16 persen, dolar Singapura melemah 0,04 persen, dan peso Filipina melemah 0,07 persen.
Yuan China menguat 0,11 persen, baht Thailand melemah 0,06 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen pada perdagangan pagi ini.
Sedangkan, mata uang utama negara maju juga terpantau bervariasi. Euro Eropa melemah 0,04 persen dan poundsterling Inggris melemah 0,02 persen dan dolar Australia menguat 0,06 persen.
Dolar Kanada melemah 0,08 persen, franc Swiss melemah 0,07 persen dan rubel Rusia menguat 0,06 persen.
Sebelumnya, Senior Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat. Ini ditopang oleh terkoreksinya dolar AS setelah pertemuan The Fed yang mengindikasikan kebijakannya tetap agresif di bulan berikutnya.
“The Fed mengindikasikan masih akan terus melanjutkan kebijakan suku bunga hingga ada penurunan signifikan pada inflasi,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Inflasi AS pada Juli lalu memang turun menjadi 8,5 persen, dari Juni yang tercatat sebesar 9,1 persen. Namun, angka ini masih tinggi, sehingga kebijakan the Fed kemungkinan masih ketat.
Namun secara keseluruhan, the Fed diperkirakan juga bakal mengambil kebijakan sebaliknya atau dovish. Hal ini karena kenaikan suku bunga AS dinilai sudah cukup tinggi dan berdampak tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi.
“Pejabat the Fed juga mengkhawatirkan penurunan yang telah terjadi pada beberapa ekonomi yang sensitif pada suku bunga,” jelasnya.
Lukman memperkirakan, hari ini rupiah akan berada di kisaran Rp14.675 per dolar AS hingga Rp14.825 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Liputan6.com