Fed Siap Naikkan Suku Bunga, Dolar AS Sentuh Level Tertinggi
Dolar menguat mencapai level tertinggi lima tahun pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), sebelum Federal Reserve pekan depan diperkirakan menaikkan suku bunga. Sementara euro melemah di tengah kekhawatiran pertumbuhan setelah Rusia menghentikan pasokan gas ke beberapa bagian wilayah tersebut.
Mengutip Antara, Kamis, 28 April 2022, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,65 persen menjadi 102,99, level tertinggi sejak Maret 2020 menyusul kenaikan 0,54 persen di sesi sebelumnya.
Dolar telah naik di tengah ekspektasi bahwa bank sentral AS akan lebih hawkish daripada rekan-rekannya. The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan 3-4 Mei, serta pada Juni dan Juli.
Greenback juga diuntungkan dari kekhawatiran pertumbuhan global karena Eropa berjuang dengan dampak dari invasi Rusia ke Ukraina dan Tiongkok memberlakukan penguncian dalam upaya untuk membendung penyebaran covid-19.
Gazprom Rusia menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria karena kegagalan mereka membayar dalam rubel, memicu perang ekonomi dengan Eropa sebagai tanggapan atas sanksi Barat yang dikenakan atas invasi Moskow ke Ukraina.
“Ini memberikan tekanan lebih lanjut pada harga gas di wilayah tersebut dan memperburuk campuran inflasi pertumbuhan yang mengkhawatirkan yang telah memburuk dengan cepat sejak awal tahun ini,” kata Kepala Penelitian Valas Eropa HSBC Dominic Bunning, dalam sebuah laporan.
Pertumbuhan Tiongkok
Kekhawatiran atas pertumbuhan Tiongkok menambah permintaan dolar, dan selanjutnya merusak prospek negara-negara lain yang lebih terpapar ke ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Beijing telah meningkatkan pengujian massal untuk covid-19, sementara pusat keuangan Shanghai telah dikunci ketat selama sekitar satu bulan.
“Melebih-lebihkan risiko penurunan untuk euro/dolar telah menjadi ketakutan penguncian covid bagi Tiongkok,” kata Kepala Strategi Valas Rabobank London Jane Foley.
Euro, komponen terbesar dari indeks dolar AS, merosot di bawah 1,06 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 2017, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi di wilayah tersebut.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,0563 dibandingkan dengan USD1,0647 di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,2541 dibandingkan dengan USD1,2589 di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi USD0,7121 dibandingkan dengan USD0,7147.
Sedangkan dolar AS dibeli 128,31 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 127,58 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS meningkat menjadi 0,9683 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9623 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2832 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,2799 dolar Kanada.
Sumber : medcom.id
Gambar : Portonews.com