Rupiah Semakin Lesu ke Rp14.268 Usai Rilis Data Ekonomi AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.268 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (25/11). Mata uang Garuda melemah 3,5 poin atau 0,02 persen dari Rp14.265 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sementara, mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Tercatat, peso Filipina melemah 0,32 persen, ringgit Malaysia melemah 0,14 persen, dolar Singapura melemah 0,01 persen, won Korea Selatan melemah 0,3 persen dari dolar AS, dan dolar Hong Kong menguat 0,02 persen.
Kemudian, yen Jepang menguat 0,04 persen, baht Thailand menguat 0,26 persen, dan yuan China menguat 0,06 persen.
Di sisi lain, mayoritas mata uang negara maju menguat terhadap dolar AS. Rinciannya, euro Eropa menguat 0,11 persen, dolar Australia menguat 0,15 persen, dan poundsterling Inggris menguat 0,1 persen.
Lalu, dolar Kanada menguat 0,13 persen dan franc Swiss menguat 0,07 persen.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra meramalkan nilai tukar rupiah berpeluang melemah hari ini. Pasalnya, data tenaga kerja AS dan klaim tunjangan pengangguran mingguan AS menunjukkan klaim terendah sejak 1969.
Selain itu, data price consumption expenditure (PCE) menunjukkan kenaikan inflasi pada Oktober 2021. Seluruh data ini akan membuat The Fed mempercepat percepatan pengetatan moneter di AS.
“Data-data ini mendukung percepatan pengetatan moneter di AS yang bisa mendorong penguatan dolar AS,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Hari ini, Ariston meramalkan rupiah bergerak dalam rentang Rp14.220 per dolar AS hingga Rp14.300 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Kompas.com