Rupiah Keok ke Rp14.245 per Dolar AS Pagi Ini
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.245 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (23/9). Posisi ini melemah 0,01 persen dari Rp14.243 per dolar AS pada Rabu (22/9).
Dari eksternal, mayoritas mata uang di Asia terlihat lesu di hadapan dolar AS. Tercatat, yen Jepang melemah 0,08 persen, baht Thailand melemah 0,13 persen, yuan China melemah 0,09 persen, peso Filipina melemah 0,27 persen, won Korea Selatan melemah 0,02 persen, ringgit Malaysia 0,01 persen, dan dolar Singapura melemah 0,04 persen.
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju yang mayoritas melemah terhadap dolar AS. Detailnya, dolar Kanada melemah 0,13 persen, dolar Australia melemah 0,17 persen, poundsterling Inggris melemah 0,02 persen, dan franc Swiss melemah 0,13 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah melemah hari ini. Hal ini karena pasar melihat The Fed akan benar-benar melakukan tapering off pada akhi tahun ini.
“Indikasi tapering berpeluang terjadi pada akhir tahun ini dari pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell saat mengumumkan hasil rapat dini hari tadi,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Ariston menjelaskan bahwa tapering The Fed selesai pada pertengahan 2022 mendatang. Kemudian, kenaikan suku bunga acuan terjadi setelah proses tapering selesai.
“Ini artinya The Fed membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan,” kata Ariston.
Hari ini, Ariston memproyeksi rupiah bergerak dalam rentang support Rp14.230 per dolar AS dan resistance Rp14.280 per dolar AS.
Sebagai informasi, tapering off artinya mengurangi stimulus moneter yang dikeluarkan bank sentral saat perekonomian sedang terancam dan membutuhkan banyak suntikan likuiditas.
Likuiditas bisa diberikan dengan memangkas suku bunga acuan bank ke level yang sangat rendah hingga nol persen. Hal ini dibutuhkan untuk mendorong pelaku usaha mengajukan kredit, sehingga uang tetap beredar di masyarakat.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia