Rupiah Tertekan ke Rp14.516 Karena Ekonomi AS Membaik
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.516 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (19/7). Mata uang Garuda melemah 19 poin atau 0,13 persen dibanding Rp14.497 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Di kawasan Asia, mayoritas mata uang melemah dari dolar AS. Tercatat, ringgit Malaysia minus 0,19 persen, peso Filipina minus 0,37 persen, baht Thailand minus 0,17 persen, won Korea Selatan minus 0,54 persen.
Kemudian, dolar Singapura minus 0,09 persen, yuan China minus 0,02 persen, dolar Hong Kong minus 0,01 persen, sedangkan yuan Jepang menguat 0,15 persen.
Serupa, mayoritas mata uang di negara maju juga bergerak di zona merah. Franc Swiss bergerak stagnan, euro Eropa minus 0,03 persen, dan rubel Rusia minus 0,15 persen.
Lalu, poundsterling Inggris minus 0,08 persen, dolar Kanada minus 0,12 persen, dolar Australia minus 0,26 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah melemah terhadap dolar AS hari ini. Pasalnya, pasar masih mengkhawatirkan kenaikan kasus covid-19.
Lonjakan kasus covid-19 akan mempengaruhi proses pemulihan ekonomi, khususnya di Indonesia. Hal ini akan membuat rupiah terus tertekan.
“Sentimen pasar terlihat negatif terhadap risiko pagi ini dengan pergerakan turun indeks saham Asia pagi ini. Kemungkinan pasar masih mengkhawatirkan potensi perlambatan ekonomi karena kenaikan kasus covid-19,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Di sisi lain, dolar AS berpotensi menguat didorong perbaikan sejumlah data ekonomi di Negeri Paman Sam. Salah satunya terkait penjualan ritel periode Juni 2021.
“Membaiknya sektor konsumsi di AS yang menjadi bagian terbesar PDB AS ditambah kenaikan inflasi yang melebihi target akan membuat peluang pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS dalam waktu dekat,” ungkap Ariston.
Hari ini, Ariston memproyeksi rupiah bergerak dalam rentang support US$14.480 per dolar AS dan resistance US$14.550 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia