Namibia-Indonesia Konsentrasikan Kerja Sama Perdagangan
Menteri Luar Negeri Namibia, Netumbo Nandi-Ndaitwah mengundang Indonesia untuk hadir dalam peluncuran pusat pemberdayaan perempuan.
“Indonesia diundang karena dianggap sebagai negara yang cukup maju dalam pengarusutamaan urusan perempuan,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai pertemuan bilateral dengan Namibia di sela Bali Democracy Forum 2019, Kamis 5 Desember 2019.
Retno mengatakan, dalam pertemuan tersebut banyak pembahasan mengenai peran penting wanita dalam perdamaian dunia dan demokrasi. Dia menambahkan, Menlu Netumbo memiliki pandangan maju mengenai pemberdayaan perempuan.
“Kita lihat bahwa jika perempuan diberdayakan maka akan membawa tidak hanya manfaat tapi imbas kepada keluarga, masyarakat, bangsa,” terang Retno.
Tak hanya membahas mengenai pemberdayaan perempuan, kedua Menlu ini juga membahas kerja sama ekonomi dalam bilateralnya. Kedua negara ingin konsentrasi kerja sama pada perdagangan.
Retno mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengajukan Preferential Trade Agreement dengan negara yang tergabung dalam Southern African Customs Union (SACU). “Kita ingin Namibia sebagai salah satu anggotanya mendukung usulan untuk PTA tersebut,” imbuhnya.
Kedua menteri juga membahas kelanjutan proyek pembangunan rumah sosial. Pembahasan ini sebelumnya didiskusikan dalam dialog yang dihadiri Wakil Menteri Pembangunan Namibia.
“Beliau berjanji akan memberikan detail mengenai kebutuhan atau karakteristik apa yang dibutuhkan mengenai social housing. Kemudian saat akan bicara dengan state own enterprises (BUMN) untuk menindaklanjutinya,” pungkas Retno.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]