BOE Beri Sinyal Bunga Naik, Poundsterling jadi Perkasa
Mata uang poundsterling Inggris terlihat cukup kuat pada perdagangan Kamis (27/6/19) setelah Bank of England (BOE) belum mengambil sikap dovish. Sikap BOE tersebut berbeda dengan bank sentral utama lainnya yang membuka peluang kebijakan moneter.
Berbicara di hadapan Parlemen Inggris Rabu kemarin, Gubernur Mark Carney mengatakan dua calon perdana menteri (PM), Boris Johnson dan Jeremy Hunt, masih menginginkan Inggris keluar dari Uni Eropa dengan kesepakatan (Soft Brexit). Dengan demikian BOE masih mempertahankan proyeksi ekonominya saat ini, dan baru akan dirubah seandainya arah kebijakan pemerintah nantinya juga berubah.
“Jika arah kebijakan pemerintah beralih (dari Soft Brexit ke Hard Brexit), maka baru prediksi (ekonomi) Bank of England akan berubah” kata Carney, melansir Reuters.
Tanpa adanya perubahan prediksi ekonomi, berarti BOE masih mempertahankan proyeksi suku bunga acuan akan dinaikkan secara “bertahap dan terbatas” jika terjadi Soft Brexit pada 31 Oktober nanti.
Meski demikian pelaku pasar banyak yang pesimis BOE akan terus mempertahankan sikap tersebut, apalagi dua kandidat PM Inggris sudah mempersiapkan skenario Hard Brexit.
Pada pukul 15:03 WIB, pooundtserling diperdagangkan di level US$ 1,2688, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Pada grafik harian poundsterling atau GBP/USD berada di atas atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 21 hari (garis hijau) dan MA 8 hari (garis merah), namun masih di bawah MA 125 hari (garis biru).
Sementara indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di zona negatif tetapi bergerak naik.
Poundsterling sudah dua kali menguji level kunci US$ 1.2765, namun gagal mengakhiri perdagangan di atas level tersebut.
Pada time frame 30 menit, pound bergerak sempat menyentuh MA125 sebelum berbalik turun. MACD bergerak mendatar di dekat level 0 yang menjadi pemisah sentimen bearish dan bullish jangka pendek. Stochastic terlihat bergerak turun, setelah mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Poundsterling kembali menembus ke bawah level US$ 1,2688, kini level level tersebut menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Jika mampu menembus dan bergerak konsisten di atas level tersebut, poundsterling berpeluang naik ke level US$ 1,2710. Peluang ke area US$ 1,2745 menjadi terbuka jika pound mampu melewati US$ 1,2710.
Sementara selama tertahan di bawah US$ 1,2688, pound berpeluang turun ke US$ 1,2661 atau lebih jauh ke level US$ 1,2635.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : cnbcindonesia
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]