Israel Serukan Wilayah Utara Gaza Segera Dikosongkan dalam Waktu 24 Jam
Israel menyerukan relokasi segera 1,1 juta orang di Gaza di tengah pengeboman besar-besaran yang dilakukan Israel sebagai pembalasan atas serangan Hamas. Namun PBB memperingatkan konsekuensi yang ‘menghancurkan’.
PBB mengatakan, relokasi massal seluruh penduduk di Gaza utara ke selatan wilayah kantong itu ‘tidak mungkin’ dan segera meminta agar perintah tersebut dicabut.
PBB mengatakan, pihaknya telah diberitahu tentang perintah tersebut sesaat sebelum tengah malam pada Kamis, enam hari setelah kelompok bersenjata Hamas membunuh lebih dari 1.200 orang di Israel dan menyandera sekitar 150 orang dalam serangan paling mematikan sejak negara itu didirikan pada tahun 1948.
Israel telah membalas dengan hujan serangan udara dan artileri di Gaza, Palestina selama enam hari, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan membuat lebih dari 400.000 orang mengungsi di daerah kantong yang padat itu.
Mereka sedang mempersiapkan kemungkinan invasi darat ke wilayah Palestina setelah peristiwa yang disebut Israel sebagai 9/11.
Tentara Israel mengkonfirmasi pada hari Jumat bahwa mereka telah meminta warga Kota Gaza untuk mengungsi ke selatan.
Pejabat PBB yang bekerja di Gaza mengatakan sebelumnya mereka diberitahu oleh militer Israel “bahwa seluruh penduduk Gaza di utara Wadi Gaza harus pindah ke Gaza selatan dalam waktu 24 jam ke depan”.
Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB mengatakan kepada AFP, jumlah tersebut berjumlah sekitar 1,1 juta orang, dan menambahkan bahwa perintah tersebut juga berlaku untuk semua staf PBB dan mereka yang berlindung di fasilitas PBB – termasuk sekolah, pusat kesehatan dan klinik.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tegas meminta agar perintah semacam itu. Jika memang benar, dibatalkan, untuk menghindari hal yang dapat mengubah situasi yang sudah menjadi tragedi menjadi situasi bencana,” kata Dujarric, sebelum konfirmasi dari Israel, seperti dikutip AFP, Jumat 13 Oktober 2023.
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, bereaksi dengan marah ketika PBB mengatakan tanggapan mereka terhadap peringatan kepada warga Gaza sebagai tindakan yang “memalukan!”
“Selama bertahun-tahun, PBB menutup mata terhadap persenjataan Hamas dan penggunaan penduduk sipil serta infrastruktur sipil di Jalur Gaza sebagai tempat persembunyian senjata dan pembunuhannya,” kata Erdan dalam sebuah catatan dari kantornya, kepada AFP.
Jalur aman?
Ada 2,4 juta orang yang tinggal di Gaza yang kini menanggung perang kelima dalam 15 tahun di wilayah pesisir tersebut.
Jet tempur dan drone Israel terbang di atas Gaza dalam pemboman tanpa henti yang telah meratakan seluruh blok dan menghancurkan ribuan bangunan.
“Lebih dari 423.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di Gaza,” menurut PBB.
Kairo mendapat seruan untuk mengizinkan perjalanan yang aman bagi warga sipil yang melarikan diri. Namun Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Kamis mendesak warga Gaza untuk “tetap tabah dan tetap berada di tanah mereka”.
Israel telah memutus pasokan air, makanan dan listrik ke Gaza dalam pengepungan yang mereka janjikan tidak akan berakhir sampai semua sandera dibebaskan.
“Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Tidak ada listrik yang dinyalakan, tidak ada keran air yang dibuka dan tidak ada truk bahan bakar yang masuk sampai para korban penculikan Israel dipulangkan,” kata Menteri Energi Israel Israel Katz.
Hamas mengancam akan membunuh sandera jika Israel mengebom sasaran sipil di Gaza tanpa peringatan terlebih dahulu.
“Saya tahu dia ada di luar sana,” salah satu warga Israel yang terkena dampak, Ausa Meir, berkata tentang saudara laki-lakinya Michael, yang termasuk di antara para tawanan.
“Ini sangat, sangat menyakitkan,” pungkas Meir.
Sumber : medcom.id
Gambar : Kompas.id