RI Terima 80 Permintaan Bilateral di PBB, Menlu: Kita Lihat Apakah Memungkinkan
Indonesia menjadi negara yang semakin diperhitungkan di kancah global. Dalam momen menjelang Sidang Majelis Umum PBB tahun ini, Indonesia sudah menerima sekitar 80 permintaan pertemuan bilateral.
“Nanti kita lihat apakah waktunya memungkinkan semuanya,” ucap Menteri Luar Negeri dalam keterangan tertulis kepada awak media, Selasa, 19 September 2023.
“Perkiraan kita, sejauh ini mungkin kalau dapat lakukan adalah maksimal sekitar 40-50 pertemuan,” lanjutnya.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Sustainable Development Goals atau SDGs Summit di New York, Amerika Serikat (AS) pada Senin kemarin, Menlu Retno telah melakukan 11 pertemuan, baik dalam bilateral penuh maupun skema pull-aside.
Pertemuan dalam skema bilateral penuh dilakukan Menlu Retno dengan Menlu Palau, Menlu Slovakia, petinggi urusan kemanusiaan PBB Martin Griffith, anggota Kongres Amerika Serikat Eric Swalweel, dan Perdana Menteri serta Menlu Saint Lucia.
Sementara pertemuan dengan skema pull-aside dilakukan Menlu Retno dengan Menteri dari Maldives, Palestina, Deputi Menlu Thailand, Presiden Timor Leste, Menlu Republik Kongo, dan juga Deputi Perdana Menteri Kazakhstan.
Mengenai pertemuan KTT SDGs itu sendiri, Menlu Retno mengatakan bahwa indikator Pembangunan Berkelanjutan Indonesia telah tercapai sebesar 63 persen, berdasarkan data dari BAPPENAS.
Namun demikian, angka tersebut masih belum mendorong kemajuan pencapaian SDGs di tingkat regional mengingat development gap yang masih cukup tinggi. Untuk indikator SDGs global yang on track, angkanya lebih kecil lagi berkisar 12 persen.
Masih dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno juga telah menyampaikan Pernyataan Bersama atas nama ASEAN. Menlu menegaskan komitmen kuat ASEAN untuk mencapai target SDGs.
“Komitmen dan upaya ASEAN untuk mencapai SDGs diselaraskan dengan Visi ASEAN 2025 dan Visi ASEAN 2045,” ujar Menlu.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id