Pemilik Emas Deg-Degan Parah Tunggu Kabar Genting dari AS
Harga emas melemah pada pagi hari ini. Harga sang logam mulia diperkirakan akan volatile pekan ini menjelang pengumuman data inflasi Amerika Serikat (AS)
Harga emas di pasar spot pada perdagangan hari ini, Senin (11/9/2023) pukul 06:16 WIB ada di posisi US$ 1917,49 WIB per troy ons atau melemah 0,02%.
Pelemahan ini memperpanjang tren negatif emas yang juga melemah 0,07% pada perdagangan terakhir pekan lalu.
Secara keseluruhan, harga emas jatuh 1,08% sepekan. Pelemahan tersebut memutus tren positif emas yang menguat dalam dua pekan sebelumnya,
Harga emas rawan guncangan pekan ini menjelang pengumuman inflasi AS periode Agustus pada Rabu (13/9/2023).
Melansir data Trading Economic, inflasi umum diperkirakan akan melonjak ke 3,6% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Agustus 2023, dari bulan sebelumnya sebesar 3,2% yoy.
Apabila inflasi umum naik sesuai perkiraan ini bakal menjadi kenaikan kedua yang terjadi setelah mencapai titik terendah 3% yoy pada Juni lalu.
Sementara dari inflasi inti diperkirakan akan melandai ke 4,3% yoy dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,7% yoy. Kendati melandai, secara keseluruhan nilai inflasi umum dan inti masih jauh dari target bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) di sekitar 2%.
Bila inflasi ada di atas ekspektasi pasar maka harapan pelaku pasar melihat pelonggaran suku bunga semakin menjauh.
Namun, target inflasi tersebut nampaknya masih sulit untuk dicapai the Fed tahun ini, mengingat harga minyak mentah global yang masih lanjut naik akibat supply minyak yang ketat.
Harga minyak sempat terbang ke level US$ 90 per barel pekan lalu. Lonjakan harga minyak bisa membuat inflasi AS kembali melambung.
Selain data inflasi, dari negeri Paman Sam juga bakal merilis data tenaga kerja terkait klaim pengangguran pada Kamis (14/9/2023) untuk periode mingguan yang berakhir 9 September 2023. Data klaim pengangguran diperkirakan meningkat ke 226.000 dibandingkan pekan sebelumnya sebesar 216.000.
Kenaikan pengangguran diharapkan bisa menjadi katalis positif bagi the Fed di tengah perkiraan kenaikan inflasi. Pasalnya, data tenaga kerja juga menjadi salah satu pertimbangan bank sentral AS dalam menentukan arah kebijakan suku bunga.
Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 93% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September. Namun, 42% memperkirakan adanya kenaikan suku bunga sebesar 25 bps.
“Jika data memburuk dan mendorong The Fed masih hawkish maka itu akan menjadi hal yang terburuk bagi emas,” tutur Ilya Spivak, analis Tastylive, dikutip Reuters.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Kompas.com