Jokowi Terima Kunjungan Resmi Presiden Korea Selatan di Istana Merdeka
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana menerima kunjungan resmi Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (8/9/2023). Presiden Yoon tampak didampingi Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Presiden Yoon dan sang istri tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 08.30 WIB. Kedatangan keduanya disambut oleh Presiden Jokowi dan Iriana.
Presiden Yoon terlebih dahulu melakukan upacara penyambutan kenegaraan di halaman Istana Merdeka. Setelah itu, Jokowi dan Iriana mengajak Presiden Yoon beserta istri masuk ke dalam Istana Merdeka.
Mereka lalu melakukan penandatanganan buku tamu dan sesi foto bersama. Lalu, Jokowi dan Presiden Yoon melakukan pertemuan bilateral.
Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan Korea Selatan terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN.
Dia mengatakan kunjungan Presiden Yoon sangat bermakna untuk hubungan Indonesia-Korea Selatan.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungannya untuk keketuaan Indonesia di ASEAN. Dan kunjungan yang mulia sangat bermakna apa lagi tahun ini hubungan kita genap 50 tahun,” kata Jokowi dalam sambutan pembukaannya.
Dalam pertemuan ini, Jokowi tampak didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kemudian, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Sebelumnya, Presiden Yoon Suk Yeol menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di JCC Senayan, Jakarta, yang digelar pada 5-7 September 2023.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa kemitraan ASEAN- Korea Selatan merupakan kemitraan masa depan. Namun, kata dia, kemitraan masa depan ini hanya bisa tercapai apabila stabilitas kawasan dijaga serta tensi dan rivalitas diturunkan.
Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN-Republic of Korea di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2023). KTT ini dihadiri oleh para pemimpin negara ASEAN dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol.
“Kemitraan masa depan hanya akan bisa dicapai jika stabilitas kawasan dijaga, jika tensi dan rivalitas diturunkan, jika strategict trust dipertebal dan jika habit of coorporation ditingkatkan. Ini merupakan tanggung jawab kita semua yang berada di kawasan Indo Pasifik,” kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (6/9/2023).
Dia menyampaikan pilar utama kemitraan masa depan ASEAN-Korea Selatan yakni, transisi energi dan transformasi digital. Jokowi mengatakan ketergantungan ASEAN terhadap 78 persen sumber energi fosil harus dikurangi.
Apresiasi Dukungan Korsel pada ASEAN Indo-Pacific Forum
Di saat yang sama, Jokowi menyebut ekonomi digital di ASEAN akan menyumbang USD 1 triliun GDP kawasan dalam satu dekade kedepan. Namun, kata dia, dibutuhkan kolaborasi bersama untuk melakukan transisi energu dan transformasi digital.
“Satu dekade ke depan, ekonomi digital di ASEAN diperkirakan menyumbang 1 triliun USD GDP kawasan,” ujarnya.
“Namun, transisi energi dan transformasi digital butuh investasi dan transpor teknologi yang tidak sedikit sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan kemitraan untuk mewujudkannya,” sambung Jokowi.
Disisi lain, dia mengapreasiai dukungan Korea Selatan terhadap ASEAN Indo-Pacific Forum.
“Ini adalah wujud nyata kerjasama inklusif untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo Pasifik,” tutur Jokowi.
Sumber : liputan6.com
Gambar : detiknews.com