Putra Hun Sen Terpilih Jadi PM Kamboja, Ayahnya Lengser usai 38 Tahun
Parlemen Kamboja memilih putra sulung Hun Sen, Hun Manet, sebagai perdana menteri untuk menggantikan sang ayah yang sudah memimpin negara itu dengan tangan besi selama 38 tahun.
AFP melaporkan Hun Manet terpilih dalam pemungutan suara di parlemen pada pada Selasa (22/8). Pemimpin rapat parlemen tersebut, Heng Samrin, mengumumkan Hun Manet terpilih secara mutlak.
“Hari ini merupakan hari bersejarah bagi Kamboja,” ujar Hun Manet setelah pemungutan suara tersebut.
Parlemen menggelar pemilihan ini setelah Hun Sen mengumumkan pengunduran diri dari kancah politik beberapa hari setelah partainya, Partai Rakyat Kamboja (CPP), menang dalam pemilu pada Juli lalu.
Kemenangan ini dianggap sebagai buah kecurangan karena pemilu tersebut tak adil karena partai oposisi di Kamboja dilarang ikut serta.
Walau dikritik sejumlah pihak, CPP tetap menyatakan kemenangan mutlak. Setelah menyatakan bakal mundur usai pemilu itu, Hun Sen mengumumkan akan menyerahkan kekuasaannya kepada sang putra.
Raja Kamboja, Norodom Sihamoni, sebenarnya sudah mengangkat Hun Manet sebagai PM pada awal Agustus lalu. Namun, parlemen harus tetap secara resmi menunjuk Hun Manet.
Parlemen kemudian menggelar pemilihan untuk menentukan pengganti Hun Sen, walau proses ini dianggap hanya formalitas.
Hun Manet pun bakal melanjutkan pemerintahan ayahnya bersama jajaran kabinet yang mencakup sejumlah kerabat dan anak dari sekutu-sekutu Hun Sen.
Putra bungsu Hun Sen, Hun Many, akan menjadi menteri layanan sipil, sementara keponakannya, Neth Savoeun, bakal menduduki kursi wakil perdana menteri.
Berdasarkan draf susunan kabinet yang dilihat AFP, para putra dari menteri dalam negeri dan menteri pertahanan Kamboja saat ini juga bakal mengambil alih jabatan ayah mereka.
Beberapa kritikus pun menganggap peralihan kekuasaan ini bak dinasti di Korut. Namun, Hun Sen membantah tudingan itu.
Menurutnya, pewarisan kekuasaan ini disusun sedemikian rupa agar dapat menjamin perdamaian dan mencegah “pertumpahan darah” jika ia meninggal ketika masih menjabat.
Meski sempat mengenyam pendidikan di Inggris dan Amerika Serikat, Hun Manet sendiri diprediksi tak akan menerapkan pemerintahan yang lebih liberal ketimbang ayahnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia