Dolar AS Ambruk di Tengah Penantian Petunjuk Kebijakan Moneter
Dolar AS bergerak sedikit lebih rendah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor menunggu data PMI S&P dan Simposium Ekonomi Jackson Hole.
Simposium Ekonomi Jackson Hole akan dihadiri oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde yang diharapkan memberikan petunjuk untuk panduan lebih lanjut tentang kebijakan moneter mereka.
Melansir Investing.com, Selasa, 22 Agustus 2023, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun tipis 0,07 persen menjadi 103,3100 pada penutupan perdagangan.
Pada penutupan perdagangan New York, euro menguat menjadi USD1,0898 dari USD1,0878 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,2764 dari USD1,2740 pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 146,0860 yen Jepang, lebih tinggi dari 145,2980 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8782 franc Swiss dari 0,8824 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3543 dolar Kanada dari 1,3545 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,9443 krona Swedia dari 10,9709 krona Swedia.
Inflasi bergerak moderat
Inflasi AS kemungkinan akan bergerak secara moderat dan lebih cepat daripada di tempat lain, terutama zona Euro, menurut Tim Editorial UBS.
“Kami pikir The Fed lebih dekat dibandingkan Bank Sentral Eropa dalam mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya, namun faktor fundamental jangka panjang tetap menjadi beban bagi mata uang AS,” ungkap Tim Editorial UBS.
Termasuk valuasi yang mahal, defisit fiskal dan transaksi berjalan ganda, prospek peringkat, serta tingginya alokasi dana-dana di Amerika Serikat.
Laporan bulanan Buba (Deutsche Bundesbank/Bank Federal) Jerman menunjukkan inflasi dapat bertahan lebih lama di atas target bank sentral.
Dalam hal ini, risiko inflasi bergerak naik, sehingga membuat para investor memasang taruhan hawkish pada Bank Sentral Eropa.
Sumber : medcom.id
Gambar : CNBC Indonesia