Menanti Laporan Inflasi, Dolar AS ‘Mager’
Dolar Amerika Serikat (AS) bertahan hampir datar terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Hal ini karena investor menunggu laporan inflasi AS untuk periode Juli 2023 yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat.
Melansir Xinhua, Kamis, 10 Agustus 2023, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, mengalami penurunan tipis sebesar 0,03 persen menjadi 102,4884 pada akhir perdagangan.
Menurut Federal Reserve Bank of Cleveland, inflasi tahunan untuk Juli diperkirakan naik menjadi 3,4 persen. Sementara untuk inflasi inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, diperkirakan naik menjadi 4,9 persen.
“Kita sedang memulai membuat kemajuan yang ingin dilihat Fed untuk menurunkan inflasi menjadi 2,0 persen. Ini akan bergelombang, tapi kami berada di jalur yang benar untuk menurunkan inflasi menjadi 2,0 persen tanpa tindakan Fed lagi,” kata pendiri dan presiden firma riset dan analisis Inflation Insights Omair Sharif.
Penyaluran kredit seret
Di sisi ekonomi, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) AS turun 3,1 persen dari satu minggu sebelumnya, menurut data yang dirilis oleh Survei Mortgage Bankers Association untuk pekan yang berakhir 4 Agustus.
Suku bunga imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 4,02 persen pada Rabu, 9 Agustus 2023, dibandingkan dengan 4,09 persen pada hari pasar sebelumnya.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,0975 dari USD1,0960 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2724 dolar AS dari 1,2746 dolar AS.
Dolar AS dibeli 143,6760 yen Jepang, lebih tinggi dari 143,3690 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8773 franc Swiss dari 0,8756 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3417 dolar Kanada dari 1,3416 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,6838 krona Swedia dari 10,7000 krona Swedia.
Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id