China & AS Mau Kasih Kabar Penting, Semoga Emas Tahan Banting
Harga emas diperkirakan akan penuh guncangan pada pekan ini. Adanya rilis inflasi Amerika Serikat (AS) dan data perdagangan China bisa membuat emas terbang atau sebaliknya dalam tekanan.
Pada perdagangan hari ini, Senin (5/8/2023) pukul 06:24 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.942,97 per troy ons atau menguat tipis 0,07%.
Penguatan ini memperpanjang tren positif emas. Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (4/8/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.941,62 per troy ons. Harganya menguat 0,41%.
Dalam sepekan emas ambruk 3,73%. Dengan demikian, harga emas sudah jatuh selama tiga pekan beruntun.
Harga emas hari ini diperkirakan akan sangat bergejolak karena ada banyak data penting dari AS dan China yang akan dirilis.
AS akan merilis data inflasi untuk Juli dan klaim pengangguran pada Kamis pekan ini. AS juga akan merilis data sentimen konsumen dan indeks harga produsen (PPI) pada Jumat ini.
Sementara itu, China akan merilis data neraca perdagangan pada Selasa dan inflasi Juli pada Rabu.
Data inflasi AS dan data tenaga kerja akan menjadi perhatian terbesar mengingat keduanya menjadi pertimbangan utama bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Bila inflasi AS terus melandai maka ada harapan jika The Fed melunak pada September demikian juga sebaliknya.
Harga emas akan sangat bergantung pada bagaimana The Fed bersikap.
Pelonggaran The Fed akan membuat dolar AS melemah dan membuat imbal hasil utang pemerintah AS turun sehingga menguntungkan emas.
Dolar yang melemah akan membuat emas lebih terjangkau untuk dibeli. Sang logam mulia tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya imbal hasil surat utang pemerintah AS membuat emas lebih bisa bersaing.
Pekan lalu, AS mengumumkan rasio pengangguran mereka yang turun menjadi 3,5% pada Juli, dari 3,6% pada Juni.
Namun, adanya tambahan pekerja sebanyak 187.000 pada bulan lalu menunjukkan jika ekonomi AS masih kencang.
Kondisi ini akan membuat The Fed tak punya pilihan lain selain mengerek suku bunga.
“Market secara perlahan sepertinya mulai menerima jika suku bunga The Fed akan bertahan lama di level yang tinggi. Itu tercermin dari pergerakan dolar AS dan imbal hasil surat utang pemerintah,” ujar analis dari Metals Focus, Harshal Barot, dikutip dari Reuters.
Indeks dolar menguat ke 102,062 pada hari ini, dibandingkan 102,017 pada perdagangan Jumat kemarin.
Data dari China juga akan berpengaruh ke pergerakan emas karena Tiongkok adalah konsumen emas terbesar di dunia.
China juga memiliki size ekonomi terbesar kedua setelah AS sehingga menjadi motor utama ekonomi global.
Ekonomi China yang lesu akan berdampak negatif ke emas karena permintaan emas jadi berkurang.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Pikiran Rakyat.com