Kebijakan Moneter Bakal Lebih Ketat, Harga Emas Dekati Level Terendah
Harga emas dunia merana di dekat posisi terendah tiga minggu pada Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Kondisi itu terjadi setelah kenaikan gaji swasta AS yang lebih besar dari perkiraan pada Juli memicu taruhan pada pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut dan mendorong imbal hasil dolar dan obligasi.
Mengutip The Business Times, Jumat, 4 Agustus 2023, emas spot sedikit berubah pada USD1.935,20 per ons pada pukul 0100 GMT, diperdagangkan mendekati level terendah sejak 12 Juli yang dicapai di sesi sebelumnya. Emas berjangka AS turun 0,2 persen menjadi USD1.970,90.
Indeks dolar AS naik ke puncak empat minggu dan patokan imbal hasil treasury 10 tahun berada pada level tertinggi sejak November pada Rabu waktu setempat, setelah data menunjukkan gaji swasta AS naik 324 ribu pekerjaan bulan lalu, lebih dari kenaikan 189 ribu yang diperkirakan oleh Reuters.
Bahkan ketika pasar sebagian besar menepis penurunan peringkat kredit AS oleh Fitch, investor mengatakan mereka memperkirakan kegelisahan jangka panjang tentang posisi utang negara, polarisasi politik, dan kedudukan dolar AS secara global.
Dolar AS akan bertahan terhadap sebagian besar mata uang utama selama tiga bulan mendatang karena ekonomi domestik yang tangguh meningkatkan ekspektasi suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, menurut ahli strategi FX yang disurvei oleh Reuters.
Emas sering dicari sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian keuangan dan ekonomi tetapi cenderung kehilangan daya tariknya ketika suku bunga naik karena tidak menghasilkan bunga.
Penambang Rusia Nornickel, produsen paladium terbesar di dunia, mengatakan Asia telah menjadi pasar terbesar perusahaan dalam hal pendapatan untuk pertama kalinya. Harga paladium turun 0,5 persen menjadi USF1.237,19 per ons. Spot perak turun 0,1 persen menjadi USD23,72 per ons dan platinum turun 0,4 persen menjadi USD917,74.
Sumber : medcom.id
Gambar : Detik.com