Gunung Karangetang Luncurkan Awan Panas, 17 Warga Dievakuasi
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan bahwa Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Provinsi Sulawesi Utara, pada Senin (10/7) pagi meluncurkan awan panas guguran sejauh dua kilometer.
Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto dalam keterangan pers mengatakan bahwa awan panas guguran dari Gunung Karangetang meluncur ke sektor tenggara, arah Kali Kahetang.
Menurut dia, Gunung Karangetang dua kali meluncurkan awan panas guguran pada Senin pagi.
Pada pukul 07.59 WITA gunung api itu meluncurkan awan panas guguran dengan dengan amplitudo maksimum 30 milimeter selama 220 detik dan pada pukul 08.50 WITA meluncurkan awan panas guguran dengan amplitudo maksimum 20 milimeter selama 205 detik.
Belasan warga di sekitar gunung diarahkan untuk mengungsi di Gereja Tampuna, Kampung Bolo, Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur,Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro imbas guguran awan panas Gunung Karangetan.
“Jumlah penduduk (yang mengungsi) masih harus ditanya ke BPBD. Sementara ini jumlah penduduk paling dekat dengan awan panas berada di Kampung Bolo ada sembilan keluarga,” kata Sugeng.
17 warga dievakuasi
Sebanyak 17 warga atau sembilan kepala keluarga Dusun Bolo, Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, diungsikan akibat awan panas guguran Gunung Karangetang.
“Sekarang ini sementara dalam proses evakuasi,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Sonny Belseran di Manado.
Warga Dusun Bolo yang diungsikan tersebut, kata dia, permukimannya sangat dekat dengan titik luncuran awan panas guguran yakni sekitar 750 meter.
“Memang sangat dekat jaraknya. Karena itu langkah yang diambil pemerintah bersama dengan instansi terkait lainnya adalah melakukan evakuasi,” ujarnya.
Dia berharap, warga tidak kembali untuk sementara waktu ke dusun tersebut setelah langkah evakuasi mulai dilakukan pukul 08.10 WITA.
“Mereka akan dievakuasi ke kelurahan Tarorane,” ujarnya.
Setelah dievakuasi dan diungsikan sementara, pemerintah akan mendistribusikan logistik makanan kepada keluarga terdampak.
Warga yang dievakuasi sementara diarahkan ke Gereja Bukit Zaitun Tampuna, Kelurahan Tarorane Lingkungan IV RT 02.
Badan Geologi meminta warga maupun wisatawan tidak mendekati, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yang mencakup area dalam radius 2,5 kilometer dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, serta tenggara sejauh 3,5 kilometer.
Selain itu, Badan Geologi meminta warga untuk mewaspadai dampak guguran lava dan awan panas guguran dari Gunung Karangetang.
Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Karangetang juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman lahar hujan dan banjir bandang.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Antara News