Gejolak Rusia dan Penguatan Dolar AS Jungkalkan Rupiah ke Rp15.040
Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp15.040 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (26/6) pagi. Mata uang Garuda melemah 42 poin atau minus 0,28 persen dibandingkan penutupan di hari sebelumnya.
Senasib, mata uang Asia mayoritas ambruk. Dolar Hong Kong minus 0,02 persen, rupee India jatuh 0,10 persen, ringgit Malaysia minus 0,21 persen, dan yuan China anjlok 0,48 persen.
Sedangkan baht Thailand naik 0,07 persen, peso Filipina tumbuh 0,08 persen, yen Jepang naik 0,21 persen, dan won Korea Selatan 0,18 persen.
Mata uang utama negara maju kompak menguat. Poundsterling Inggris plus 0,14 persen, euro Eropa menguat 0,09 persen, franc Swiss naik 0,11 persen, dolar Australia naik 0,03 persen, dan dolar Kanada tumbuh 0,12 persen.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memprediksi rupiah melemah hari ini. Selain karena tekanan dolar AS, pelemahan rupiah dipicu oleh ketegangan Rusia antara pemerintah dengan kelompok pemberontak, Wagner Group.
“Sentimen eksternal masih mendominasi, terutama kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global oleh langkah agresif bank-bank sentral akhir-akhir ini. Situasi yang memanas di Rusia juga memicu permintaan dolar AS dan menekan mata uang beresiko seperti rupiah,” katanya kepada CNNIndonesia.com.
Ia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp14.950 sampai Rp15.100 per dolar AS pada hari ini.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Berita Kota Ambon