Harga Minyak Jatuh Didorong Prospek Kenaikan Suku Bunga The Fed
Harga minyak tertekan pada Kamis (15/6) ini, tertekan oleh prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve (The Fed) tahun ini.
Pemicu lainnya, peningkatan tak terduga persediaan minyak minyak mentah AS minggu lalu.
Minyak mentah berjangka Brent merosot US$1,09 atau 1,47 persen menjadi US$73,20 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di posisi US$68,27 per barel setelah turun US$1,15 atau 1,66 persen.
Kedua harga acuan tersebut telah naik lebih dari 1,5 persen di awal sesi. Harga Brent dan WTIpun naik lebih dari 3 persen pada hari sebelumnya di tengah ekspektasi kenaikan permintaan bahan bakar setelah bank sentral China menurunkan suku bunga kredit jangka pendek.
Meskipun The Fed mempertahankan kisaran target suku bunga pada 5,0 persen hingga 5,25 persen, para pembuat kebijakan moneter Fed menaikkan proyeksi suku bunga dana federal untuk 2023 menjadi 5,6 persen dari sebelumnya 5,1 persen. Ini menunjukkan bahwa The Fe bisa saja melanjutkan kenaikan suku bunga setelah jeda.
Pasar memperkirakan bank sentral AS itu akan menaikkan suku bunga sebanyak dua kali tahun ini.
“Pasar khawatir angka suku bunga yang lebih tinggi akan menurunkan permintaan minyak. Reaksi spontan mendorong minyak turun,” kata analis Price Group, Phil Flynn, dikutip Antara.
Suku bunga yang lebih tinggi memperkuat dolar AS, membuat komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Pasardana