Waduh! Lonjakan Harga Pangan dan Energi Bikin Eropa ‘Panas Dingin’ Hadapi Resesi
Sebanyak 20 negara Zona Euro mengalami resesi ringan pada awal tahun ini, menurut data yang dirilis kantor statistik Uni Eropa, Eurostat.
Dalam laporan Eurostat tersebut, pertumbuhan ekonomi di negara-negara Zona Euro turun 0,1 persen selama dua kuartal berturut-turut. Hal itu menunjukkan telah terjadinya resesi teknis.
Dikutip dari Antara, Jumat, 9 Juni 2023, pertumbuhan ekonomi terganggu oleh harga pangan dan energi yang tinggi, jaringan perdagangan yang terganggu, dan ketidakstabilan.
“Semua gangguan tersebut merupakan dampak rambatan dari konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina,” jelas laporan Eurostat.
Ekonomi Zona Euro bahkan mengalami kontraksi yang jauh lebih dramatis masing-masing sebesar 3,1 persen dan 11,5 persen selama dua kuartal pertama 2020, sebelum berkembang sebesar 12,4 persen pada kuartal ketiga di tahun yang sama.
Berbeda dengan sedikit kenaikan yang diprediksi oleh para ekonom, kontraksi ekonomi Zona Euro pada kuartal pertama tahun ini sebagian besar tidak terduga. Ekonomi terbesar Zona Euro gagal menunjukkan cukup pendorong untuk pertumbuhan yang lebih baik.
Gara-gara konflik Rusia-Ukraina
Diketahui, Jerman memasuki resesi pada kuartal pertama, setelah menyusut 0,5 persen pada kuartal terakhir 2022 dan minus 0,3 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Sementara pertumbuhan ekonomi di Prancis datar pada kuartal terakhir 2022 dengan pertumbuhan 0,2 persen pada awal tahun ini.
Italia ekonominya menyusut 0,1 persen pada akhir 2022, sebelum pulih ke pertumbuhan 0,6 persen pada awal 2023. Ini menjadikan Italia sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan tercepat di antara negara-negara Zona Euro.
Eurostat menyampaikan, konflik Rusia-Ukraina telah membuat harga energi lebih tinggi, sehingga menciptakan efek lanjutan pada harga pangan dan perdagangan.
Dalam konteks itu, pengeluaran keseluruhan di Zona Euro turun 0,3 persen pada kuartal pertama setelah turun 1,0 persen pada kuartal sebelumnya. Impor dan belanja publik secara keseluruhan juga turun di kedua kuartal terakhir.
Jadi acuan kebijakan suku bunga
Kinerja ekonomi Zona Euro tersebut kemungkinan besar akan menjadi topik utama dalam pertemuan para pemimpin keuangan pada 15 Juni 2023 untuk membahas apakah Bank Sentral Eropa harus menaikkan suku bunga.
Sebab, suku bunga yang lebih tinggi akan membantu negara-negara Zona Euro mengekang tekanan inflasi. Namun di sisi lain, dapat pula berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi.
“Meskipun awal yang lambat tahun ini, Komisi Eropa masih memprediksi ekonomi Uni Eropa akan tumbuh sebesar 1,1 persen tahun ini dan 1,6 persen pada 2024. Angka keduanya sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya,” tutup Eurostat.
Sumber : medcom.id
Gambar : Liputan6.com