Selamat! Uganda Umumkan Akhiri Wabah Ebola yang Mematikan

Uganda mengumumkan berakhirnya wabah virus Ebola yang muncul hampir empat bulan lalu, pada Rabu, 11 Januari 2023. Wabah ini telah merenggut nyawa 55 orang.

“Kami berhasil mengendalikan wabah Ebola di Uganda,” kata Menteri Kesehatan Jane Ruth Aceng dalam sebuah upacara di distrik pusat Mubende, dilansir dari AFP.

Langkah itu dikonfirmasi dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Aceng mengatakan, 11 Januari menandai 113 hari sejak dimulainya wabah demam berdarah yang sering mematikan di negara Afrika Timur itu.

Menurut WHO, wabah penyakit ini berakhir ketika tidak ada kasus baru selama 42 hari berturut-turut – dua kali masa inkubasi Ebola.

“Uganda segera mengakhiri wabah Ebola dengan meningkatkan langkah-langkah pengendalian utama seperti pengawasan, pelacakan kontak dan infeksi, pencegahan dan pengendalian,” kata pernyataan WHO, mengutip pernyataan menteri tersebut.

“Sementara kami memperluas upaya kami untuk memberikan tanggapan yang kuat di sembilan distrik yang terkena dampak, peluru ajaibnya adalah komunitas kami yang memahami pentingnya melakukan apa yang diperlukan untuk mengakhiri wabah, dan mengambil tindakan,” sambung dia.

WHO mengatakan, total ada 142 kasus terkonfirmasi, 55 kematian terkonfirmasi, dan 87 pasien sembuh.

Wabah Uganda disebabkan oleh virus Ebola Sudan, salah satu dari enam spesies virus Ebola yang saat ini belum ada vaksinnya. Tetapi tiga kandidat vaksin, satu dikembangkan oleh Universitas Oxford dan Jenner Institute di Inggris, satu lagi dari Sabin Vaccine Institute di Amerika Serikat, dan yang ketiga dari International AIDS Vaccine Initiative (IAVI), sedang diuji coba di Uganda.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengucapkan selamat kepada Uganda atas apa yang dia katakan sebagai ‘respons yang kuat dan komprehensif yang telah menghasilkan kemenangan hari ini melawan Ebola’.

“Uganda telah menunjukkan bahwa Ebola dapat dikalahkan ketika seluruh sistem bekerja sama, mulai dari memiliki sistem peringatan, menemukan dan merawat orang yang terkena dampak dan kontak mereka, hingga mendapatkan partisipasi penuh dari komunitas yang terkena dampak dalam tanggapan,” katanya. dalam pernyataan.

“Pelajaran yang didapat dan sistem yang diberlakukan untuk wabah ini akan melindungi warga Uganda dan lainnya di tahun-tahun mendatang,” sambung dia.

Pasien terakhir yang dikonfirmasi keluar dari rumah sakit pada 30 November, menurut pejabat kesehatan.

Aceng mengatakan, itu adalah wabah penyakit ketujuh di Uganda, dan yang kelima disebabkan oleh virus Sudan, salah satu dari enam spesies Ebola.

“Sumber wabah ini seperti yang lainnya masih belum diketahui,” katanya pada upacara tersebut.

Ebola dinamai dari sebuah sungai di Republik Demokratik Kongo tempat ia ditemukan pada 1976. Penularan pada manusia melalui cairan tubuh, dengan gejala utama demam, muntah, pendarahan dan diare.

Wabah sulit dibendung, terutama di lingkungan perkotaan. Orang yang terinfeksi tidak menular sampai gejala muncul, yaitu setelah masa inkubasi antara dua dan 21 hari.

Uganda, yang berbagi perbatasan dengan Kongo, telah mengalami beberapa wabah Ebola. Wabah terakhir pada 2019 ketika sedikitnya lima orang meninggal.

Epidemi terburuk di Afrika Barat antara 2013 dan 2016 menewaskan lebih dari 11.300 orang saja. Kongo sendiri telah mengalami lebih dari selusin epidemi, yang paling mematikan merenggut nyawa 2.280 orang pada 2020..

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *