Meksiko Tangkap Putra Gembong Narkoba Terkenal ‘El Chapo’
Pasukan keamanan Meksiko pada Kamis 5 Januari 2023 menangkap seorang putra gembong narkoba yang dipenjara Joaquin ‘El Chapo’ Guzman. Ini merupakan sebuah kemenangan profil tinggi dalam perang melawan kartel yang kuat beberapa hari sebelum kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
“Ovidio Guzman, yang dijuluki ‘El Raton’ (Tikus), ditangkap di kota barat laut Culiacan dan diterbangkan ke Mexico City dengan pesawat militer,” kata Menteri Pertahanan Luis Cresencio Sandoval kepada wartawan, seperti dikutip AFP, Jumat 6 Januari 2023.
“Penangkapan itu adalah hasil kerja intelijen selama enam bulan yang melacak pria berusia 32 tahun itu, yang diduga membantu menjalankan operasi ayahnya sejak ‘El Chapo’ diekstradisi ke Amerika Serikat pada 2017,” ujarnya.
Amerika Serikat telah menawarkan hadiah hingga USD5 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Ovidio Guzman, menuduhnya sebagai pemain kunci dalam kartel Sinaloa yang terkenal itu.
Tembakan dan pembakaran mengguncang Culiacan setelah penangkapan. Ini terjadi ketika Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador bersiap untuk menyambut Biden minggu depan untuk pertemuan puncak para pemimpin Amerika Utara di mana keamanan diharapkan menjadi agenda utama.
Sedikitnya 18 orang terluka dalam kekerasan itu, kata gubernur negara bagian Sinaloa Ruben Rocha. Sementara kelas sekolah ditangguhkan dan acara olahraga di Culiacan dibatalkan.
Saat kaki tangan Guzman bereaksi dengan marah, sebuah jet penumpang terkena peluru di badan pesawatnya saat bersiap untuk lepas landas dari bandara Culiacan. “Tetapi tidak ada korban luka,” pernyataan maskapai penerbangan Aeromexico.
“El Chapo” menjalani hukuman penjara seumur hidup di Amerika Serikat karena memperdagangkan ratusan ton narkoba ke AS selama 25 tahun.
Namun, kartelnya tetap menjadi salah satu yang paling kuat di Meksiko. Kartel ini dituduh oleh Washington mengeksploitasi epidemi opioid dengan membanjiri masyarakat dengan fentanyl, obat sintetis yang 50 kali lebih kuat daripada heroin.
Menurut Kementerian Luar Negeri AS, Ovidio Guzman dan salah satu saudara laki-lakinya dituduh mengawasi puluhan laboratorium metamfetamin di Sinaloa serta bersekongkol untuk mendistribusikan kokain dan mariyuana.
“Dia juga diduga memerintahkan pembunuhan informan, pengedar narkoba dan penyanyi Meksiko yang menolak tampil di pernikahannya,” katanya.
Penangkapan gagal
Ovidio Guzman pernah ditangkap sebentar sebelumnya pada 2019, tetapi pasukan keamanan membebaskannya setelah kartelnya melancarkan perang habis-habisan sebagai tanggapan.
Beberapa orang tewas pada kesempatan itu di Culiacan ketika orang-orang bersenjata melancarkan serangan senapan mesin besar-besaran, membuat jalan-jalan dipenuhi kendaraan yang terbakar.
Pembebasannya memicu kecaman tajam terhadap Lopez Obrador, yang mengatakan keputusan itu dibuat untuk melindungi nyawa warga sipil di kota berpenduduk sekitar 800.000 orang itu.
Pakar keamanan David Saucedo mengatakan penangkapan Ovidio Guzman “bukanlah konsekuensi dari kunjungan Biden, melainkan tekanan yang dilakukan Amerika terhadap pemerintah” sejak penangkapan yang gagal pada 2019.
Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard mengecilkan prospek ekstradisi jalur cepat mengatakan, Ovidio Guzman diperkirakan akan menghadapi proses hukum di Meksiko.
Lopez Obrador telah berjuang untuk mengekang kekerasan brutal yang melanda Meksiko sejak menjabat pada 2018.
Dia memperjuangkan strategi “pelukan bukan peluru” untuk mengatasi kejahatan kekerasan pada akarnya dengan memerangi kemiskinan dan ketidaksetaraan dengan program sosial, bukan dengan tentara.
Populis sayap kiri telah meminta Amerika Serikat untuk berinvestasi dalam pembangunan ekonomi regional alih-alih mengirim helikopter tempur dan senjata lain untuk menghadapi pengedar narkoba.
Meksiko telah mencatat lebih dari 340.000 pembunuhan sejak pemerintah secara kontroversial mengerahkan tentara untuk melawan kartel narkoba pada tahun 2006, kebanyakan dari mereka disalahkan pada geng kriminal.
Pada hari Minggu, orang-orang bersenjata kartel menyerang sebuah penjara di kota perbatasan Ciudad Juarez, menyebabkan hampir 20 orang tewas dan membiarkan 25 narapidana melarikan diri.
Keesokan harinya, tujuh orang tewas dalam operasi polisi untuk menangkap kembali para tahanan.
Seorang pemimpin geng di antara para pelarian tewas pada hari Kamis dalam baku tembak dengan pasukan keamanan, kata pihak berwenang.
Sumber : medcom.id
Gambar : MSN