Rupiah Loyo ke Rp15.599 per Dolar AS Usai Imbal Hasil Obligasi AS Naik
Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp15.599 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (26/12) pagi. Mata uang Garuda melemah 7 poin atau minus 0,04 persen dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya.
Mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi. Yuan China menguat 0,02 persen, ringgit Malaysia turun 0,02 persen, dan yen Jepang menguat 0,31 persen. Adapun peso Filipina minus 0,18 persen, dan baht Thailand menguat 0,26 persen.
Sedangkan, dolar Singapura melemah 0,08 persen, rupee India melemah 0,12 persen, won Korea Selatan, serta dolar Hong Kong terpantau stagnan pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Senada, mata uang utama negara maju juga bergerak bervariasi. Poundsterling Inggris menguat 0,14 persen, euro Eropa menguat 0,01 persen, franc Swiss melemah 0,03 persen. Kemudian dolar Australia melemah 0,40 persen, dan dolar Kanada melemah 0,05 persen.
Senior Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah oleh penguatan dolar AS akibat data inflasi yang diperkirakan lebih tinggi.
“Rupiah diperkirakan melemah oleh naiknya imbal hasil obligasi AS setelah data inflasi AS PCE yang lebih tinggi dari perkiraan,” ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Namun, pelemahan rupiah dinilai akan sangat terbatas karena perdagangan yang tak akan seramai biasanya di libur akhir tahun ini.
“Pelemahan akan terbatas di tengah liburan liburan natal dan tahun baru dan perdagangan yang tipis,” jelasnya.
Hari ini, Lukman memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp15.550 sampai Rp15.650 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Antara News