Natal Terdingin di Amerika, Harga Emas Kekurangan Cahaya
Pergerakan harga emas masih mengikuti pola historisnya yakni menguat menjelang libur Natal. Namun, penguatan pada tahun ini tidak sekencang pada tahun-tahun sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (26/12/2022) pukul 06: 32 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.797,62 per troy ons. Harga emas melemah tipis 0,02%.
Pelemahan emas hari ini berbanding terbalik dengan penguatan pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (23/12/2022) di mana emas menguat 0,3%.
Kendati emas melemah pada pagi hari ini, sang logam mulia masih menguat 0,57% secara point to point dalam sepekan. Harga emas bahkan masih melesat 2,4% dalam sebulan meskipun melandai 0,73% dalam setahun.
Pada sepekan sebelum Natal (19-23 Desember 2022), secara keseluruhan emas juga menguat 0,31% dalam sepakan. Artinya, emas tetap mengikuti pola historisnya yang menguat sebelum Natal. Kendati demikian, penguatannya masih jauh di bawah rata-rata pada tahun sebelumnya yakni 0,63%.
Analis Quantitative Commodity Research, Peter Fertig, mengatakan emas melandai tipis pada hari ini karena pelaku pasar banyak yang memilih wait and see,
“Emas bergerak sideways karena pelaku pasar enggan untuk mengambil posisi di bullish apa bearish sepanjang liburan ini. Hal ini membuat pergerakan emas sangat terbatas,” tutur Fertig, dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, sebagian pasar emas tutup pada hari ini karena Libur Natal dan Tahun Baru, termasuk di Amerika Serikat (AS).
Kondisi ini mempengaruhi pergerakan emas. Libur Natal di AS sendiri dilaporkan dalam suasana yang sangat dingin. Sebagian besar AS menghadapi salah satu malam Natal dengan suhu terdingin sepanjang sejarah yakni menyentuh minus 45-55 derajat Celcius.
Kendati melemah di tengah dinginnya suhu udara AS, emas kembali membuktikan kekuatannya untuk menguat menjelang Natal. Merujuk data Refinitiv, emas biasanya mulai naik pada pekan ketiga Desember. Sepanjang 2012-2021, rata-rata harga emas menguat 0,63% pada perdagangan pekan menjelang Hari Raya Natal.
Dalam kurun waktu 10 tahun tersebut,hanya tiga kali emas melandai pada periode menjelang Natal yakni 2013, 2016, dan pada tahun pertama Pandemi Covid-19 pada 2020.
Pada tujuh tahun lainnya, harga emas bersinar terang. Emas bahkan mampu bersinar tajam pada 2012, 2018, dan 2019.
Pada pekan menjelang Natal 2012, harga emas menguat 0,21% sementara pada 2013 ambruk 1,09%. Sebagai catatan, pada 2013, The Fed mengumumkan akan mengakhiri kebijakan quantitative easingnya dan memulai kebijakan moneter ketat.
Emas kembali menguat pada perdagangan pekan menjelang Natal 2014 yakni sebesar 0,54% dan melesat 2,35 pada periode menjelang Natal 2015.
Sempat melemah pada pekan perdagangan menjelang Natal 2016 yakni 0,44%. Emas terus menguat pada periode 2017-2019 sebelum turun pada 2020. Namun, penurunan emas pada akhir Desember hanya sementara karena emas justru melonjak menjelang awal Januari. Harga emas pada pekan terakhir Desember melonjak 1,1%.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Okezone Economy